Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menunggu regulasi pelaksanaan program makan bergizi gratis untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, terutama para siswa.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Sabtu, memberikan dukungan terhadap program pemerintah tersebut karena dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sejak dini.
"Kami menunggu program tersebut, agar segera direalisasikan," katanya.
Untuk pelaksanaan program tersebut, pihaknya belum dapat memberikan komentar banyak sebab sampai saat ini Disdik Kota Mataram masih menunggu regulasi dan petunjuk teknis pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) itu.
Baca juga: Kemenkop, Kemendes, BGN kolaborasi program makan bergizi gratis
Dengan demikian, pihaknya memiliki acuan untuk pelaksanaan MBG, baik mekanisme, anggaran, pengadaan, dan sasaran.
"Sebelum ada regulasi pasti, kami belum bisa berbicara banyak. Jadi kita tunggu aturannya," katanya.
Untuk kegiatan uji coba, katanya, sudah banyak dilakukan sekolah-sekolah, mulai dari TK, SD, hingga SMP. Data Dinas Pendidikan Kota Mataram mencatat jumlah murid TK, SD, dan SMP sekitar 10 ribu orang.
"Uji coba dilakukan dengan mengarahkan sisa membawa bekal sendiri-sendiri, kemudian makan bersama karena sekolah tidak punya anggaran untuk membuat makanan," katanya.
Baca juga: MBG perlu jangkau daerah terpencil guna tekan stunting
Untuk melihat pemenuhan kebutuhan gizi siswa dengan anggaran MBG Rp7.500 per anak, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan serta tim ahli gizi untuk menilai kualitas dan porsi gizi di setiap pemberian makanan.
"Intinya, sekolah tetap dukung program pemerintah untuk makan siang gratis, sepanjang dana bantuan operasional sekolah (BOS) tidak diganggu," katanya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas gizi siswa, Disdik juga bekerja sama dengan kantin sekolah agar dapat menjual berbagai makanan dengan kualitas dan gizi seimbang.
"Gizi seimbang dapat membantu mengoptimalkan fungsi tubuh sehingga anak tidak mudah sakit," katanya.
Baca juga: Legislator: Program MBG buka peluang pengusaha lokal di NTB
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Sabtu, memberikan dukungan terhadap program pemerintah tersebut karena dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sejak dini.
"Kami menunggu program tersebut, agar segera direalisasikan," katanya.
Untuk pelaksanaan program tersebut, pihaknya belum dapat memberikan komentar banyak sebab sampai saat ini Disdik Kota Mataram masih menunggu regulasi dan petunjuk teknis pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) itu.
Baca juga: Kemenkop, Kemendes, BGN kolaborasi program makan bergizi gratis
Dengan demikian, pihaknya memiliki acuan untuk pelaksanaan MBG, baik mekanisme, anggaran, pengadaan, dan sasaran.
"Sebelum ada regulasi pasti, kami belum bisa berbicara banyak. Jadi kita tunggu aturannya," katanya.
Untuk kegiatan uji coba, katanya, sudah banyak dilakukan sekolah-sekolah, mulai dari TK, SD, hingga SMP. Data Dinas Pendidikan Kota Mataram mencatat jumlah murid TK, SD, dan SMP sekitar 10 ribu orang.
"Uji coba dilakukan dengan mengarahkan sisa membawa bekal sendiri-sendiri, kemudian makan bersama karena sekolah tidak punya anggaran untuk membuat makanan," katanya.
Baca juga: MBG perlu jangkau daerah terpencil guna tekan stunting
Untuk melihat pemenuhan kebutuhan gizi siswa dengan anggaran MBG Rp7.500 per anak, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Balai Pengawasan Obat dan Makanan serta tim ahli gizi untuk menilai kualitas dan porsi gizi di setiap pemberian makanan.
"Intinya, sekolah tetap dukung program pemerintah untuk makan siang gratis, sepanjang dana bantuan operasional sekolah (BOS) tidak diganggu," katanya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas gizi siswa, Disdik juga bekerja sama dengan kantin sekolah agar dapat menjual berbagai makanan dengan kualitas dan gizi seimbang.
"Gizi seimbang dapat membantu mengoptimalkan fungsi tubuh sehingga anak tidak mudah sakit," katanya.
Baca juga: Legislator: Program MBG buka peluang pengusaha lokal di NTB