Mataram (ANTARA) - Legislator Nusa Tenggara Barat (NTB) Abdul Rauf menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto membuka peluang bagi pengusaha lokal ambil bagian dalam memenuhi kebutuhan pangan program tersebut.
"Contoh, telur, walaupun kita sadari kebutuhan ini sering di suplai dari Bali, adanya peluang ini daerah harus berpikir untuk mendorong pengusaha lokal bisa tumbuh dan berpartisipasi dalam program tersebut," ujarnya menyikapi Program MBG di Mataram, Jumat.
Baca juga: MBG perlu jangkau daerah terpencil guna tekan stunting
Ia mengatakan bila program ini berjalan, berdampak pada tumbuhnya ekonomi di daerah. Namun, tentunya kebutuhan pangan yang dipakai dari program tersebut juga harus menggunakan atau mengedepankan produk lokal setempat.
"Kalau komoditas lokal kita dipakai tentu usaha-usaha dari pengusaha kita juga ikut bergerak. Karena ada kejelasan pasar," ucapnya.
Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah daerah perlu mengoptimalkan produk-produk lokal untuk mengisi peluang itu. Misalnya, komoditas dari hasil pertanian, seperti buah-buahan dan sebagainya yang tersedia di daerah ini.
"Ini sesungguhnya kesempatan kita untuk mengisi dan mengambil peluang dari program tersebut," ujar Abdul Rauf.
Baca juga: Kemenkop, Kemendes, BGN kolaborasi program makan bergizi gratis
Anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapil) VI, meliputi Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu ini berharap ketersediaan komoditas lokal juga harus dipersiapkan mulai dari sekarang, sehingga saat program berjalan pengusaha sudah siap menyuplai kebutuhan apa saja yang dibutuhkan.
"Ini momentum bagi daerah dan UMKM kita. Minimal program dari Pak Presiden ini berjalan selama lima tahun. Oleh karenanya, pengusaha-pengusaha kita harus didorong menyiapkan kebutuhan untuk menyuplai program ini dan tentunya ada pasar yang membeli. Jangan sampai kita sudah siap, tapi nggak dipakai," katanya.
Baca juga: Kementan susun peta jalan penyediaan daging-telur mendukung MBG Prabowo
"Contoh, telur, walaupun kita sadari kebutuhan ini sering di suplai dari Bali, adanya peluang ini daerah harus berpikir untuk mendorong pengusaha lokal bisa tumbuh dan berpartisipasi dalam program tersebut," ujarnya menyikapi Program MBG di Mataram, Jumat.
Baca juga: MBG perlu jangkau daerah terpencil guna tekan stunting
Ia mengatakan bila program ini berjalan, berdampak pada tumbuhnya ekonomi di daerah. Namun, tentunya kebutuhan pangan yang dipakai dari program tersebut juga harus menggunakan atau mengedepankan produk lokal setempat.
"Kalau komoditas lokal kita dipakai tentu usaha-usaha dari pengusaha kita juga ikut bergerak. Karena ada kejelasan pasar," ucapnya.
Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah daerah perlu mengoptimalkan produk-produk lokal untuk mengisi peluang itu. Misalnya, komoditas dari hasil pertanian, seperti buah-buahan dan sebagainya yang tersedia di daerah ini.
"Ini sesungguhnya kesempatan kita untuk mengisi dan mengambil peluang dari program tersebut," ujar Abdul Rauf.
Baca juga: Kemenkop, Kemendes, BGN kolaborasi program makan bergizi gratis
Anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapil) VI, meliputi Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu ini berharap ketersediaan komoditas lokal juga harus dipersiapkan mulai dari sekarang, sehingga saat program berjalan pengusaha sudah siap menyuplai kebutuhan apa saja yang dibutuhkan.
"Ini momentum bagi daerah dan UMKM kita. Minimal program dari Pak Presiden ini berjalan selama lima tahun. Oleh karenanya, pengusaha-pengusaha kita harus didorong menyiapkan kebutuhan untuk menyuplai program ini dan tentunya ada pasar yang membeli. Jangan sampai kita sudah siap, tapi nggak dipakai," katanya.
Baca juga: Kementan susun peta jalan penyediaan daging-telur mendukung MBG Prabowo