Mataram (ANTARA) - Institut Elkatarie di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar wisuda untuk kali pertama dengan mengangkat tradisi besembek yang merupakan simbol perpaduan antara budaya lokal suku Sasak dan nilai-nilai keislaman.

Rektor Institut Elkatarie Dr Asbullah Muslim melalui keterangan resmi yang diterima di Mataram, Minggu, menyampaikan bahwa dengan mengangkat tradisi ini menjadikan bukti nyata komitmen kampus untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal suku Sasak, Islam, dan pendidikan modern dalam membentuk generasi unggul.

"Jadi, besembek bukan sekadar tradisi, tetapi simbol perpaduan harmoni budaya dan agama yang menjadi fondasi pendidikan di kampus kami," kata Asbullah.

Wisuda perdana yang bertema "Integrasi Budaya Lokal, Islamis Religius, dan Sasakologi" digelar pada Sabtu (30/11). Pihak kampus mengangkat tema tersebut sesuai dengan ciri khas pendidikan di Institut Elkatarie.

Menurut Asbullah, kata Sasakologi yang tersirat dalam tema tersebut memiliki definisi manifestasi konkret dari penghormatan terhadap budaya lokal sekaligus inspirasi dalam membangun masa depan yang berakar pada kearifan lokal.

"Oleh karena itu, wisuda perdana ini menjadi catatan sejarah baru bagi kami," ujarnya.

Ia berharap lulusan angkatan pertama Institut Elkatarie ini dapat memahami makna dari tema wisuda sehingga mampu menjadi duta budaya dan agama yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga membawa nilai-nilai luhur budaya dan Islam ke dalam kehidupan bermasyarakat.

Acara wisuda tersebut turut mendapat sambutan dari Sekretaris Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah XIV Mataram Prof Nazar Naami yang menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian Institut Elkatarie.

Ia menekankan pentingnya integrasi pendidikan berbasis kearifan lokal dan Islam dalam mencetak generasi yang berdaya saing.

"Saya bangga melihat Institut Elkatarie berhasil memadukan pendidikan akademik dengan budaya lokal yang Islami melalui Sasakologi. Ini merupakan langkah strategis dalam menghadirkan pendidikan yang tidak hanya relevan secara global, tetapi juga kontekstual dengan nilai-nilai lokal. Para lulusan diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat luas," ucap Nazar.

Baca juga: Menhan Prabowo bangga Unhan pertama kalinya wisuda sarjana kedokteran militer

Puncak acara diwarnai dengan orasi ilmiah Prof Ali Jadid Al-Idrus yang mengangkat tema "Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal sebagai Pilar Kemajuan Bangsa".

Dalam orasinya, Ali Jadid menegaskan pentingnya pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai lokal untuk menciptakan generasi yang memiliki jati diri kuat, berintegritas, dan mampu bersaing secara global tanpa kehilangan akar budaya dan religiusitas.

"Kunci kemajuan bangsa terletak pada kemampuan kita mengintegrasikan kearifan lokal dengan pendidikan modern. Sasakologi adalah contoh nyata bagaimana budaya dan pendidikan dapat bersinergi untuk menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter," kata Ali.

Baca juga: Yasonna ingatkan lulusan Poltekip dan Poltekim jaga moral

Sebanyak 279 wisudawan dan wisudawati mengikuti wisuda perdana tersebut. Ratusan wisudawan dan wisudawati itu berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terdiri dari Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen.

Selanjutnya, Fakultas Syariah dari Program Studi Hukum Pidana Islam dan dari Program Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Tarbiyah dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dan Program Studi Tadris Bahasa Inggris.


Pewarta : Dhimas Budi Pratama
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024