Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menetapkan puncak Bau Nyale (menangkap cacing laut) di Pantai Seger tepatnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 18-19 Februari 2025 mendatang. 

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah Lalu Sungkul saat memimpin sangkep warige (musyawarah) di Lombok Tengah, Rabu mengatakan berdasarkan hasil sangkep warige yang dilaksanakan oleh para tokoh, puncak kemunculan Nyale yang merupakan jelmaan putri Mandalika pada penanggalan sasak tanggal 20 bulan 10 bertepatan dengan tanggal 18-19 Februari 2025.  

"Artinya Bau Nyale jatuh pada hari Selasa-Rabu (18-19 Februari 2025," kayanya.  

Sangkep warige itu dihadiri tokoh adat, tokoh budaya serta tokoh pemuda dari Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Pujut, Kecamatan Praya Barat dan Kecamatan Praya Barat Daya tersebut berlangsung cukup alot, namun berjalan lancar.  

Baca juga: Festival Bau Nyale jadi penggerak ekonomi di Lombok

Perdebatan terjadi karena muncul perbedaan waktu dari beberapa tokoh adat di antaranya tokoh adat Kecamatan Praya Timur menetapkan Bau Nyale tanggal 18-19 Februari 2025. Adapun tokoh adat Kecamatan Pujut H Yakup menetapkan tanggal 17-18 Fabruari 2025.  

Sementara tokoh adat Kecamatan Praya Barat Mamiq Budiman mengungkapkan bahwa berdasarkan fenomena alam atau tanda-tanda alam, Bau Nyale tepat jatuh pada tanggal 17-18 Februari 2025.

Setelah melalui perdebatan serta kajian yang matang, akhirnya tokoh-tokoh adat yang hadir pada sangkep warige tersebut memutuskan dan menetapkan pelaksanaan Bau Nyale jatuh pada tanggal 18-19 Februari 2025.

"Puncak acara Bau Nyale jatuh pada Selasa malam," katanya.

Baca juga: "Bau Nyale" 2024 di Mandalika Lombok libatkan ribuan pedagang

Selanjutnya, keputusan sangkep warige tersebut akan disampaikan Pemprov NTB dan pemerintah pusat sebagai acuan guna mengagendakan berbagai program atau kegiatan pendukung Bau Nyale 2025.

Bau Nyale merupakan tradisi masyarakat Sasak yang dilaksanakan secara turun temurun. Secara etimologis, Bau Nyale terdiri dari 2 suku kata dalam Bahasa Sasak, yakni bau, yang artinya menangkap, dan nyale yang berarti cacing laut.

Acara ini diselenggarakan sekitar bulan Februari dan Maret dan tempat penyelenggaraan upacara Bau Nyale ini ada di Pantai Seger, Kuta, terletak dibagian selatan Pulau Lombok atau di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Baca juga: Ribuan warga tangkap jutaan "nyale" di Pantai Seger Mandalika
Baca juga: Ratusan anggota Polri amankan tradisi Bau Nyale di KEK Mandalika
Baca juga: Menyelaraskan tradisi "Bau Nyale" dengan pengembangan KEK Mandalika Lombok


Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024