Kabupaten Batang (ANTARA) - Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang Ngurah Wirawan mengatakan, KIT Batang merupakan “tambang emas” yang luar biasa.

“Batang ini, dari sekian proyek yang pernah saya tangani, merupakan 'tambang emas' yang luar biasa. Kenapa disebut tambang emas? Saat Pak Bahlil (Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal periode 2019-2024 dan Mantan Bupati Batang periode 2017-2022) Pak Wihaji kasak kusuk cari lahan, (akhirnya) dapat lahan yang memang tinggi, tanahnya solid, tidak ada potensi gempa, punya akses tol, dan punya akses kereta api,” katanya dalam seminar di Gedung Pengelola KIT Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Minggu.

Adanya banyak keuntungan dari berbagai segi tersebut, membuat dirinya menilai KIT Batang seperti “tambang emas” yang jarang dimiliki oleh kawasan industri lainnya. Karena itu, dia merasa bersyukur memperoleh tanggung jawab sebagai pimpinan di KIT Batang menimbang kondisi kawasan ini dan sekitarnya mempermudah pekerjaannya.

Dalam kesempatan tersebut, Nyoman menerangkan bahwa masterplan, dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), serta studi kelayakan proyek telah dibuat dan dimiliki oleh KIT Batang sejak tahun 2020.

Baca juga: Dinas Perindustrian NTB merancang Kawasan Halal Industri Terpadu

“Rancang bangunnya memang kawasan ini terdiri dari tiga klaster (yang dibangun secara bertahap dan paralel). Klaster 1 seluas 3.100 (hektare/ha) merupakan backbone kawasan industri utama, kemudian klaster 2 seluas 800 ha itu merupakan residential dan pemukiman (seperti kota baru). Klaster ketiga itu didesain sebagai fasilitas pendidikan dan riset,” ungkap dia.

Baca juga: Kemenhub kaji dukungan pelabuhan Kawasan Industri Terpadu Batang

Hingga kini, realisasi investasi secara kumulatif di KIT Batang mencapai Rp14 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 19 ribu orang. Dengan kesiapan infrastruktur dan berbagai fasilitas yang dimiliki Kabupaten Batang, KIT Batang juga mendorong pertumbuhan sektor industri anyar di Jawa Tengah seperti panel surya, alat kesehatan, hingga industri baterai kendaraan listrik.

Peran tersebut diproyeksikan bakal semakin kuat ke depan, menyusul rencana pemberian fasilitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada akhir tahun ini.


 

 


Pewarta : M Baqir Idrus Alatas
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024