Mataram (ANTARA) - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Nusa Tenggara Barat Muhammad Said Gazhali menyebut potensi nilai zakat di Nusa Tenggara Barat mencapai Rp2,8 triliun setiap tahun bila tergarap secara maksimal.

"Potensi zakat sebanyak Rp2,8 triliun dan (perolehan) baru mencapai Rp190 miliar, karena banyak objek yang belum digarap," ujarnya saat ditemui di Kantor Gubernur NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Said berharap ada dukungan dari pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota terkait pembayaran zakat fitrah dan zakat mal agar disalurkan kepada Baznas NTB.

Baca juga: Pengumpulan zakat di Lombok Timur capai Rp15 miliar

Jumlah zakat yang diperoleh Baznas NTB sebanyak Rp190 miliar itu mayoritas berasal dari aparatur sipil negara (ASN), tapi ada juga pembayaran zakat dari luar ASN.

Adapun potensi zakat sebanyak Rp2,8 triliun berada pada semua objek zakat, seperti pertanian, peternakan, perusahaan, maupun profesi.

"Sekarang ini hanya ASN yang lebih dominan, zakat lain belum. Kami butuh dukungan pemerintah," kata Said.

Baca juga: Baznas NTB salurkan zakat pendidikan untuk ribuan guru dan siswa

Baznas NTB terus berupaya mengoptimalkan pengumpulan zakat di tingkat instansi vertikal, seperti Bank Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), dan proyek-proyek lain yang harus mengeluarkan zakat perusahaan.

Said mengungkapkan saat pihaknya melakukan sosialisasi, beberapa instansi vertikal di Nusa Tenggara Barat beralasan sudah menyalurkan zakat ke Baznas RI.

"Setelah kami cek bukan ke Baznas, tetapi yayasan yang ada di pusat. Kami meminta kepada Gubernur NTB untuk bagaimana instansi vertikal itu semua berzakat ke Baznas Provinsi," pungkasnya.


Baca juga: Bank NTB Syariah salurkan zakat perusahaan Rp7,2 miliar melalui Baznas
Baca juga: NW tingkatkan pengumpulan zakat di wilayah Lombok Tengah
Baca juga: Sebanyak 350 orang fakir miskin di Kota Bima terima zakat konsumtif

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025