Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat, siap mendukung dan memfasilitasi peningkatan status Tempat Pengolahan Sampah (TPST) modern Sandubaya dari Unit Pelaksana Teknis Daerah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Senin, mengatakan peningkatan status tersebut tentu menimbulkan konsekuensi, salah satunya dengan kesiapan pengalokasian anggaran untuk operasional TPST Sandubaya.

"Alokasi anggaran akan digunakan untuk menambah fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) di TPST. Kami juga akan minta pendampingan dari kementerian," katanya.

Hal tersebut disampaikan untuk menjawab usulan dari Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisal Nurofiq yang sudah berkunjung ke TPST modern Sandubaya pada Sabtu (11/10).

Baca juga: 20 hari ke depan, TPS Sandubaya Mataram ditarget steril dari sampah

Dorongan itu diberikan karena Pemkot Mataram dinilai berhasil memanfaatkan dan mengoperasikan TPST modern Sandubaya, mulai dari pemilahan sampah sampai pengolahan menjadi pupuk, pakan maggot, dan pembuatan batako dari sampah plastik.

"Keberhasilan itu sangat diapresiasi Pak Menteri kemarin," katanya.

Namun demikian, lanjutnya, untuk menaikkan status TPST menjadi BLUD, pemerintah kota perlu melakukan kajian tentang potensi keuntungan yang didapatkan dari alih status TPST Sandubaya.

Alasannya karena keuntungan dari BLUD tidak berbeda jauh dengan modal yang disuntikkan pada BLUD, sehingga itulah yang perlu perhitungan dan kajian dari tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Pemkot Mataram sangat menghargai kunjungan dan usulan dari Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq. Apalagi Kota Mataram dinilai mampu memanfaatkan TPST dan sampai sekarang berjalan bagus.

"Karena itu Pak Menteri juga berjanji tahun berikutnya Kota Mataram diprioritaskan untuk mendapatkan TPST," katanya.

Baca juga: Sebanyak 375 ton sampah di TPS Sandubaya Mataram diangkut

Setelah dibangun tahun 2024 dengan anggaran Rp19,9 miliar, TPST modern Sandubaya memberikan dampak yang signifikan untuk penanganan sampah di Kota Mataram.

Sampah yang diolah mencapai 40 ton per hari di TPST modern Sandubaya diolah menjadi pakan maggot dengan produksi 150 kilogram per hari.

Selain itu pembuatan batako dari sampah plastik dengan produksi 150-200 keping per hari dan TPST modern Sandubaya juga memproduksi sampah organik menjadi pupuk kompos.

Sejumlah pemanfaatan tersebut, lanjut Sekda, dinilai modal yang cukup untuk menaikkan status TPST Sandubaya dari UPTD menjadi BLUD.

"Hasil pengolahan sampah di TPST modern lumayan besar, namun untuk angka pastinya perlu dilakukan kajian dari DLH agar kami juga bisa menyiapkan dukungan anggaran," katanya.

Baca juga: Pengolahan sampah gunakan insinerator di Mataram siap diuji coba
Baca juga: Dinkes Mataram dampingi pemantauan kesehatan warga sekitar TPS


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025