Mataram (ANTARA) - Pemerintah kota(Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat(NTB) menyatakan, salah satu dampak gempa bumi pada 2018, tercatat angka kunjungan wisatawan ke kota Mataram pada 2018 turun hingga sebesar 26.201 dibandingkan 2017.
"Pada 2017 tingkat kunjungan wisatawan di Mataram tercatat sebanyak 697.635 orang, namun pada 2018 turun menjadi 671.434 orang," kata Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh di Mataram, Kamis.
Hal itu disampaikan Wali Kota Mataram saat membacakan pidato Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) akhir tahun anggaran 2018 dalam sidang paripurna di gedung DPRD Kota Mataram, yang dihadiri seluruh anggota dewan, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak-pihak terkait lainnya.
Dikatakan, penurunan kunjungan wisatawan dari 2017 dikarenakan alasan bencana gempa bumi yang terjadi dalam periode cukup lama sehingga memicu juga penurunan laju pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya sebesar 8,11 persen menjadi sebesar 6,42 persen.
Menurunnya kontribusi sektor pariwisata dan sektor-sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang maupun ke depan dengan sektor pariwisata seperti sektor usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, pada Agustus sampai dengan bulan Desember 2018, tidak hanya di kota Mataram, namun di Provinsi NTB secara keseluruhan.
"Pada 2018 memang menjadi tahun yang penuh warna bagi Mataram, di samping rentetan gempa bumi yang melanda, di sisi lain kita pun mendapat apresiasi dengan begitu banyak penghargaan," katanya.
Lebih jauh, wali kota menyampaikan, secara keseluruhan angka indeks pembangunan manusia (IPM) kota Mataram berada pada angka 78,28, termasuk dalam kategori tinggi.
"Perkembangan IPM ini dipengaruhi oleh capaian angka harapan hidup pada 2018 sebesar 70,94 tahun," katanya.
Begitupun harapan lama sekolah 15,68 tahun, dan diikuti juga dengan angka rata-rata lama sekolah selama 9,41 tahun.
"Indikator pada aspek kesejahteraan masyarakat ini diperkuat dengan menurunnya angka kemiskinan dari 9,55 persen menjadi 8,96 persen," katanya.
"Pada 2017 tingkat kunjungan wisatawan di Mataram tercatat sebanyak 697.635 orang, namun pada 2018 turun menjadi 671.434 orang," kata Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh di Mataram, Kamis.
Hal itu disampaikan Wali Kota Mataram saat membacakan pidato Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) akhir tahun anggaran 2018 dalam sidang paripurna di gedung DPRD Kota Mataram, yang dihadiri seluruh anggota dewan, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak-pihak terkait lainnya.
Dikatakan, penurunan kunjungan wisatawan dari 2017 dikarenakan alasan bencana gempa bumi yang terjadi dalam periode cukup lama sehingga memicu juga penurunan laju pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya sebesar 8,11 persen menjadi sebesar 6,42 persen.
Menurunnya kontribusi sektor pariwisata dan sektor-sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang maupun ke depan dengan sektor pariwisata seperti sektor usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, pada Agustus sampai dengan bulan Desember 2018, tidak hanya di kota Mataram, namun di Provinsi NTB secara keseluruhan.
"Pada 2018 memang menjadi tahun yang penuh warna bagi Mataram, di samping rentetan gempa bumi yang melanda, di sisi lain kita pun mendapat apresiasi dengan begitu banyak penghargaan," katanya.
Lebih jauh, wali kota menyampaikan, secara keseluruhan angka indeks pembangunan manusia (IPM) kota Mataram berada pada angka 78,28, termasuk dalam kategori tinggi.
"Perkembangan IPM ini dipengaruhi oleh capaian angka harapan hidup pada 2018 sebesar 70,94 tahun," katanya.
Begitupun harapan lama sekolah 15,68 tahun, dan diikuti juga dengan angka rata-rata lama sekolah selama 9,41 tahun.
"Indikator pada aspek kesejahteraan masyarakat ini diperkuat dengan menurunnya angka kemiskinan dari 9,55 persen menjadi 8,96 persen," katanya.