Mataram (ANTARA) - Kinerja industri pengolahan mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke angka 2,82 persen secara tahunan atau year on year pada kuartal III 2025. Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan pertumbuhan ekonomi berbalik arah dari kontraksi selama dua kuartal berturut-turut akibat tambang kini justru menjadi positif.

"Ini hal yang menggembirakan," ujar Wahyudin di Mataram, Rabu.

Ia memaparkan laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan minus 1,43 persen pada kuartal I 2025, kemudian minus 0,82 persen pada kuartal II 2025. Menurut dia, kinerja industri pengolahan yang disebabkan peningkatan aktivitas produksi smelter membuat pertumbuhan ekonomi menguat ke angka 2,82 persen pada kuartal III 2025.

"Industri pengolahan mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 66,65 persen," kata Wahyudin.

Selain penguatan sektor industri pengolahan, imbuhnya, penguatan sektor jasa dan stabilnya sektor pertanian turut mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi ke arah positif. Lapangan usaha akomodasi dan makan minum tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,96 persen. Kunjungan wisatawan yang meningkat 21,06 persen mendorong peningkatan jumlah tamu hotel dan konsumsi di restoran.

Baca juga: IPM NTB naik 1,19 persen jadi 73,97 pada 2025

Kemudian jumlah tamu menginap pada hotel-hotel di Nusa Tenggara Barat mengalami peningkatan sebanyak 28,16 persen.

Adapun jasa keuangan mengalami pertumbuhan sebesar 6,70 persen akibat peningkatan aktivitas perbankan dan transaksi keuangan masyarakat.

Baca juga: NTB alami inflasi bulanan 0,35 persen pada Oktober 2025

Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat secara kuartal ke kuartal menembus level 3,91 persen pada kuartal III 2025 yang juga ditopang oleh industri pengolahan. Wahyudin mengungkapkan bila perhitungan pertumbuhan ekonomi tanpa mengikutsertakan sektor pertambangan, maka laju pertumbuhan ekonomi melesat tinggi melebihi target nasional.

"Secara year on year (pertumbuhan ekonomi non tambang) 7,86 persen, artinya kalau kami mengeluarkan tambang biji logam, pertumbuhan ekonomi naik 7,86 persen," pungkas Wahyudin.


Pewarta : Sugiharto Purnama/Ida Ayu Made Widya
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025