Mataram (ANTARA) - Terbentang lahan sawit luas, selepas mata memandang hanya terdapat pohon sawit serta lahan kosong yang ditumbuhi ilalang dan pohon pakis berdebu daunnya.
Satu jam keberangkatan dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tidak terdapat tanda di mana lokasi Kabupaten Gunung Mas, salah satu koordinat utama yang dicari tim Kantor Berita ANTARA di kawasan provinsi itu.
Dua jam berlalu, tak kunjung usai juga jalanan terbentang di pandang mata, hingga setengah jam kemudian setelah melihat jam tangan di pergelangan tangan kiri dua jam yang lalu, tim ANTARA melihat satu-satunya tugu terbentang di dua sisi jalan.
Nampak seperti prasasti yang usang dimakan lumut, lengkap dengan dua kendi raksasa dibagian tengah tugu dengan guratan tulisan Kabupaten Gunung Mas.
Dua tugu tersebut adalah penanda memasuki wilayah Kabupaten Gunung Mas, lokasi di mana Presiden Joko Widodo meninjau salah satu kandidat pusat ibu kota yang akan dibangun istana negara.
Tetapi tidak lantas membuat perjalanan berakhir, justru titik tersebut merupakan awal pencarian di mana Presiden Jokowi mengatakan lokasi yang ia kunjungi adalah kandidat potensial.
Dua jam pencarian setelah melewati tugu perbatasan Kabupaten Gunung Mas, didapatlah informasi mengenai Desa Tumbang Talaken, lokasi helikopter Presiden mendarat, serta di Bukit Nyuling, Kecamatan Manuhing, Presiden Jokowi menunjukkan "bahasa tubuh" potensial lokasi Istana Negara nampak akan dibangun.
Total lokasi tersebut berjarak sekitar 135 kilometer dari kota Palangka Raya dengan 30 persennya bukanlah aspal halus namun jalan rusak yang sukar dilewati kendaraan bersuspensi rendah.
Kedatangan tim ANTARA disambut oleh Camat Manuhing Sugiarto, beserta dengan Wakil Bupati Gunung Mas Efrensia LP Umbing. Camat Manuhing kemudian mengajak tim untuk melihat bukit bertanah merah yang seolah terbelah rapi dilewati jalanan aspal di tengahnya.
“Ini namanya bukit Nyuling, tepat lokasi di mana Pak Jokowi mengatakan ada ‘feeling’ di lokasi ini bakal menjadi pusat dari ibu kota,” kata Sugiarto. Ia menjelaskan bahwa Jokowi sempat menghentakkan kakinya beberapa kali seperti merasakan kepadatan tanah yang ia pijak, dan mengatakan sudah dapat “feeling”-nya akan lokasi pusat ibu kota baru akan dibangun.
Lanjut Sugiarto, ia memberikan sebuah tanda berupa botol kosong yang ujungnya dibalik menancap ke dalam tanah, untuk lokasi tepat di mana Presiden Jokowi merasakan mendapatkan “feeling” di Desa Tumbang Talaken.
“Saya ingat titik ini di mana Pak Presiden ‘sreg’ dengan lokasi ini, maka saya kasih tanda botol, biar ingat, nantinya kalau benar di sini jadi dibangun pusat ibu kota, akan saya bangunkan monumen di titik botol ini,” kata Sugiarto.
Satu jam keberangkatan dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tidak terdapat tanda di mana lokasi Kabupaten Gunung Mas, salah satu koordinat utama yang dicari tim Kantor Berita ANTARA di kawasan provinsi itu.
Dua jam berlalu, tak kunjung usai juga jalanan terbentang di pandang mata, hingga setengah jam kemudian setelah melihat jam tangan di pergelangan tangan kiri dua jam yang lalu, tim ANTARA melihat satu-satunya tugu terbentang di dua sisi jalan.
Nampak seperti prasasti yang usang dimakan lumut, lengkap dengan dua kendi raksasa dibagian tengah tugu dengan guratan tulisan Kabupaten Gunung Mas.
Dua tugu tersebut adalah penanda memasuki wilayah Kabupaten Gunung Mas, lokasi di mana Presiden Joko Widodo meninjau salah satu kandidat pusat ibu kota yang akan dibangun istana negara.
Tetapi tidak lantas membuat perjalanan berakhir, justru titik tersebut merupakan awal pencarian di mana Presiden Jokowi mengatakan lokasi yang ia kunjungi adalah kandidat potensial.
Dua jam pencarian setelah melewati tugu perbatasan Kabupaten Gunung Mas, didapatlah informasi mengenai Desa Tumbang Talaken, lokasi helikopter Presiden mendarat, serta di Bukit Nyuling, Kecamatan Manuhing, Presiden Jokowi menunjukkan "bahasa tubuh" potensial lokasi Istana Negara nampak akan dibangun.
Total lokasi tersebut berjarak sekitar 135 kilometer dari kota Palangka Raya dengan 30 persennya bukanlah aspal halus namun jalan rusak yang sukar dilewati kendaraan bersuspensi rendah.
Kedatangan tim ANTARA disambut oleh Camat Manuhing Sugiarto, beserta dengan Wakil Bupati Gunung Mas Efrensia LP Umbing. Camat Manuhing kemudian mengajak tim untuk melihat bukit bertanah merah yang seolah terbelah rapi dilewati jalanan aspal di tengahnya.
“Ini namanya bukit Nyuling, tepat lokasi di mana Pak Jokowi mengatakan ada ‘feeling’ di lokasi ini bakal menjadi pusat dari ibu kota,” kata Sugiarto. Ia menjelaskan bahwa Jokowi sempat menghentakkan kakinya beberapa kali seperti merasakan kepadatan tanah yang ia pijak, dan mengatakan sudah dapat “feeling”-nya akan lokasi pusat ibu kota baru akan dibangun.
Lanjut Sugiarto, ia memberikan sebuah tanda berupa botol kosong yang ujungnya dibalik menancap ke dalam tanah, untuk lokasi tepat di mana Presiden Jokowi merasakan mendapatkan “feeling” di Desa Tumbang Talaken.
“Saya ingat titik ini di mana Pak Presiden ‘sreg’ dengan lokasi ini, maka saya kasih tanda botol, biar ingat, nantinya kalau benar di sini jadi dibangun pusat ibu kota, akan saya bangunkan monumen di titik botol ini,” kata Sugiarto.