Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memperkuat kemitraan melalui misi dagang antara pelaku usaha kedua provinsi.
"Upaya untuk meningkatkan komunikasi dan transaksi perdagangan antarprovinsi salah satunya dilakukan dengan misi dagang. Dengan harapan, misi dagang bisa saling menguntungkan dari aspek ekonomi," kata Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah saat menghadiri acara misi dagang Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi NTB pada 2019 dalam rangka mempertemukan pelaku usaha dari Jatim dengan NTB sekaligus penandatanganan kerja sama antara Pemprov Jatim dan Pemprov NTB di Mataram, Selasa.
Wagub NTB mengatakan, melalui pertemuan kedua provinsi, NTB bisa banyak belajar ke Jawa Timur (Jatim). Sebagian besar warga NTB hidup di sektor pertanian, perdagangan dan pariwisata.
"Sekarang kami sedang mendorong perkembangan desa wisata, bagi kami perkembangan ekonomi itu sejalan dengan pariwisata di NTB," ujarnya.
Wagub berharap, misi dagang tersebut bisa memacu banyak komoditas di NTB terjual ke luar daerah. Dengan harapan, komunitas antarpelaku usaha di NTB dan Jatim menjadi produktif dan lebih menguntungkan.
"Kerja sama ini tidak hanya pada bidang pertanian dan perdagangan. InsyaAllah NTB akan belajar dan bekerja sama dengan Jawa Timur," jelas Ummi Rohmi sapaan akrabnya.
Gubernur Jatim, Hj. Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa pertemuan misi dagang tersebut tidak hanya bicara berapa transaksinya, tapi harus bisa menjalin kerja sama yang baik. NTB punya kekuatan besar dalam mengelola rumput laut.
"Dalam pengelolaan rumput laut, Jatim harus banyak belajar ke NTB," terangnya.
Gubernur Jatim yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial tersebut menjelaskan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi yang luar biasa. Selain letaknya cukup strategis, Jawa Timur juga merupakan penyuplai bahan pokok terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu, dengan letak geografisnya yang baik, Jatim harus terus mendorong perdagangan antarprovinsi.
"Kita ketahui bersama, NTB ini punya banyak sekali jagung, Sedangkan kami di Jatim butuh jagung, karena 50 persen pakan peternak ayam butuh jagung," katanya.
Sebelumnya, Kadis Perindag Jatim, Djarat Irawan menyampaikan maksud dan tujuan misi dagang antara Jatim ke NTB tersebut untuk menjaring komunikasi bisnis antara pembeli dan penjual dari Jatim dan NTB.
"Tujuan dari kegiatan ini salah satunya untuk meningkatkan transaksi perdagangan dalam negeri," ungkapnya.
Lebih jauh, Djarat Irawan berharap dengan adanya misi dagang tersebut sinergitas hubungan kerjasama antara Jatim dan NTB terus berjalan dengan baik.
"Upaya untuk meningkatkan komunikasi dan transaksi perdagangan antarprovinsi salah satunya dilakukan dengan misi dagang. Dengan harapan, misi dagang bisa saling menguntungkan dari aspek ekonomi," kata Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah saat menghadiri acara misi dagang Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi NTB pada 2019 dalam rangka mempertemukan pelaku usaha dari Jatim dengan NTB sekaligus penandatanganan kerja sama antara Pemprov Jatim dan Pemprov NTB di Mataram, Selasa.
Wagub NTB mengatakan, melalui pertemuan kedua provinsi, NTB bisa banyak belajar ke Jawa Timur (Jatim). Sebagian besar warga NTB hidup di sektor pertanian, perdagangan dan pariwisata.
"Sekarang kami sedang mendorong perkembangan desa wisata, bagi kami perkembangan ekonomi itu sejalan dengan pariwisata di NTB," ujarnya.
Wagub berharap, misi dagang tersebut bisa memacu banyak komoditas di NTB terjual ke luar daerah. Dengan harapan, komunitas antarpelaku usaha di NTB dan Jatim menjadi produktif dan lebih menguntungkan.
"Kerja sama ini tidak hanya pada bidang pertanian dan perdagangan. InsyaAllah NTB akan belajar dan bekerja sama dengan Jawa Timur," jelas Ummi Rohmi sapaan akrabnya.
Gubernur Jatim, Hj. Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa pertemuan misi dagang tersebut tidak hanya bicara berapa transaksinya, tapi harus bisa menjalin kerja sama yang baik. NTB punya kekuatan besar dalam mengelola rumput laut.
"Dalam pengelolaan rumput laut, Jatim harus banyak belajar ke NTB," terangnya.
Gubernur Jatim yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial tersebut menjelaskan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi yang luar biasa. Selain letaknya cukup strategis, Jawa Timur juga merupakan penyuplai bahan pokok terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu, dengan letak geografisnya yang baik, Jatim harus terus mendorong perdagangan antarprovinsi.
"Kita ketahui bersama, NTB ini punya banyak sekali jagung, Sedangkan kami di Jatim butuh jagung, karena 50 persen pakan peternak ayam butuh jagung," katanya.
Sebelumnya, Kadis Perindag Jatim, Djarat Irawan menyampaikan maksud dan tujuan misi dagang antara Jatim ke NTB tersebut untuk menjaring komunikasi bisnis antara pembeli dan penjual dari Jatim dan NTB.
"Tujuan dari kegiatan ini salah satunya untuk meningkatkan transaksi perdagangan dalam negeri," ungkapnya.
Lebih jauh, Djarat Irawan berharap dengan adanya misi dagang tersebut sinergitas hubungan kerjasama antara Jatim dan NTB terus berjalan dengan baik.