Madrid (ANTARA) - Tutupan hutan mangrove di Indonesia berhasil meningkat hingga pada tahun 2019 di mana luasnya menjadi 3,56 juta hektare, kata Direktur Lingkungan dan Kebencanaan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Sahat M Pangabean pada Conference of the Parties (COP) 25 Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC)
"Luas mangrove Indonesia saat ini mencapai 59 kali luas Kota Madrid,” katanya saat sesi panel tentang "Akselerasi Rehabilitasi Mangrove di Indonesia" yang digelar di Paviliun Indonesia pada COP 25 - UNFCCC di Madrid, Spanyol, Selasa (10/12/).
Ia menyatakan kunci restorasi mangrove itu adalah kemitraan multipihak yang melibatkan pemerintah, akademisi, masyarakat setempat, pelaku usaha, LSM, bahkan TNI- Angkatan Laut.
Sementara itu, dari Jakarta, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya menyampaikan sambutan khusus tentang pentingnya rehabilitasi mangrove yang dibacakan oleh Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK Agus Justianto.
Sahat menjelaskan upaya perbaikan pengelolaan mangrove kemudian terus diperkuat. Di antara caranya adalah dengan perbaikan perencanaan pesisir dan maritim di seluruh Indonesia.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga menetapkan kawasan konservasi laut.
Pejabat Senior bidang Operasi Strategis Markas Besar TNI AL Kolonel Laut Arif Badrudin menyatakan, TNI AL memiliki komitmen untuk membantu pemulihan mangrove di penjuru Indonesia.
Menurut dia, hutan mangrove bukan cuma untuk perlindungan berbagai keanekaragaman hayati tapi juga untuk kesejahteraan masyarakat dan benteng dari bencana tsunami.
“Tahun 2019, sebagai bagian dari Peringatan 74 tahun TNI AL, kami telah menanam 300.074 pohon mangrove di seluruh Indonesia,” kata Arif.
Direktur Eksekutif Yayasan Belantara Sri Mariati menyatakan pihaknya mendukung langkah Indonesia untuk merehabilitasi mangrove, khususnya di klaster pesisir timur Sumatera .
Upaya yang dilakukan Yayasan Belantara melibatkan 8 desa seluas 51,16 hektare.
“Berbasis masyarakat, inisiatif rehabilitasi mangrove yang kami kembangkan diharapkan bisa memperkuat ketahanan masyarakat dari perubahan iklim,” kata Sri Mariati.
Sementara itu, dalam sambutannya Menteri KLHK Siti Nurbaya menyatakan dirinya gembira dengan bertambah luasnya mangrove di Indonesia.
Menurut dia mangrove menyimpan karbon 3-5 kali lebih tinggi dari hutan tropis.
Ia mengatakan upaya perlindungan mangrove yang dikategorikan sebagai "blue carbon" juga sejalan dengan pelaksanaan konferensi perubahan iklim tahun ini sebagai "Blue COP", merujuk pada upaya mempertahankan gas rumah kaca yang ada di lautan.
Menurut dia sebagai bentuk komitmen dalam melindungi mangrove, Indonesia menjadi sponsor terbitnya resolusi perlindungan mangrove pada pertemuan ke 4 Badan PBB untuk lingkungan hidup UNEA di Nairobi, Kenya, pertengahan tahun ini.
“Indonesia juga sedang mendorong persiapan pembangunan pusat mangrove dunia,” demikian Siti Nurbaya.
COP25 UNFCCC: Luas mangrove di Indonesia meningkat
Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto (kdua kanan) berbincang dengan Direktur Lingkungan & Bencana Maritim Kementerian Kordinator Bidang Maritim & Investasi Sahat Manaor Panggabean (kanan), Direktur Eksekutif Belantara Foundation Sri Mariati (kedua kiri) dan Kolonel Laut Arif Badrudin (kiri) usai diskusi panel mengenai mangrobe pada konferensi perubahan Iklim,di Pavilion Indonesia, COP 25 UNFCCC, Madrid, Spanyol, (Selasa (10/12/2019). Indonesia membuktikan kebijakan and strategi dalam rehabilitasi mangrove dengan pelibatan berbagai pemangku kepentingan guna memastikan keberlanjutan ekonomi masyarakat serta mengukur tingkat keberhasilan rehabilitasi mangrove yang dilakukan. ANTARA FOTO/Saptono/Pras