Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyiapkan panitia "beauty contest" pembangunan Pasar Kebon Roek, yang akan direlokasi ke Kebon Talo, Kecamatan Ampenan dengan prediksi kebutuhan anggaran sekitar Rp250 miliar.

"Panitia tim itu nantinya bertugas untuk menyiapkan berbagai persyaratan pembangunan Pasar Kebon Roek, seperti studi kelayakan, analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan yang terpenting pembangunan pasar harus sesuai dengan RPJMD," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Kota Mataram H Mahmuddin Tura di Mataram, Jumat.

Menurutnya, beberapa organisasi perangkat derah (OPD) yang akan masuk dalam tim panitia "beauty contest" pembangunan Pasar Kebon Roek antara lain, Dinas Perdagangan, Bidang Kerja Sama, dan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.

"Panitia 'beauty contest' ini harus segera terbentuk dan saya harap Februari sudah mulai bergerak sebab sudah ada perusahaan yang memasukkan proposalnya," katanya.

Dikatakan, untuk DED (Dedail engineering design) pembangunan Pasar Kebon Roek di Kebon Talo dibuat oleh pihak perusahaan atau investor agar bisa disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang ada.

Dimana lahan yang ada di Kebon Talo seluas 4 hektare, tetapi yang boleh dibangun hanya 2 hektare. Sisanya 2 hektare digunakan sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

"DED dari kita sebenarnya sudah ada, tetapi itu DED dengan menggunakan lahan secara keseluruhan yakni 4 hektare. Sementara, ketentuan yang ada sekarng harus ada RTH, jadi DED yang baru kita serahkan ke investor," katanya.

Karena itu, untuk bentuk fisik bangunan tergantug dari investor dan semua perusahaan yang ikut serta dalam "beauty contest" terlebih dahulu akan melakukan ekspose, untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak.

"Dalam pengelolaanya, Pasar Kebon Roek ini seperti Mataram Mall. Dimana, lahan milik pemerintah kota, dibangun pihak ketiga dan kita akan mendapatkan royalti dari kegiatan itu serta dalam waktu tertentu bangunan tersebut akan menjadi milik pemerintah kota," katanya.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram H Amran M Amin sebelumnya mengatakan, pada konsepnya pembangunan Pasar Kebon Roek di Kebon Talo merupakan perpaduan antara pasar tradisional dan pasar modern, sehingga anggaran yang dibutuhkan cukup besar.

Namun dalam hal ini Disdag sifatnya mengawasi dan memastikan pasar yang akan dibangun investor harus mengakomodasi pedagang yang ada saat ini.

Jumlah pedagang di Pasar Kebon saat ini, katanya, tercatat sebanyak 850 orang pedagang. Karenanya, dalam konsep yang disampaikan setiap investor nanti, pembangunan pasar harus dapat menampung pedagang yang sudah ada.

"Jangan sampai pembangunan pasar baru justru tidak bisa menampung pedagang yang sudah ada," ujarnya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024