Mataram (ANTARA) - Meninggalnya pasien yang dinyatakan positif asal Kelurahan Dasan Agung menimbulkan beragam spekulasi dan mempertanyakan keseriusan pemerintah Kota Mataram dalam menerapkan PCBL.
Saya melihat ada inkonsistensi dalam pelaksanaannya. Sehingga terlihat tidak serius dan setengah hati.
Contoh kasus misalkan, pasien positif pertama yang meninggal inisial "J" jauh sebelum dinyatakan positif sudah menggunakan standar Covid-19 dalam proses pemakamannya. Tetapi untuk pasien inisial "S" tidak demikian. Dia dimakamkan dengan cara biasa oleh masyarakat setempat tanpa protokol Covid-19 seperti pasien "J".
Ini saya bilang sangat aneh. Sehingga terjadi gejolak di tengah masyarakat. Khususnya gejolak di keluarga almarhum "S".
Dalam kasus lain misalnya. Pasien dinyatakan positif. Tapi dalam rentang waktu yang cukup lama menjalankan rapid test dan swab tidak ada koordinasi pihak Rumah Sakit Kota dengan Kepala Lingkungan setempat.
Bagaimana mau mencegah kalau koordinasi saja tidak jalan. Alhasil harus banyak orang yang di tracking dan sebagainya.
Oleh karena itu, Walikota Mataram yang menjadi Ketua Gugus Tugas harus melakukan evaluasi terhadap garis koordinasi dan komunikasi dalam program PCBL ini.
Jangan orientasinya hanya pada pengadaan barang saja. Sehingga melupakan hal yang substansial seperti koordinasi dan komunikasi ini.
"Katanya mau mencegah, tetapi malah menambah masalah". Sesalku.
Mataram, 3 juni 2020
Johan Rahmatulloh
Kepala Lingkungan Gapuk Selatan
Berita Terkait
Kemenkes sebut ada 841 orang sembuh COVID-19
Rabu, 26 April 2023 7:57
Varian baru virus corona Arcturus muncul Rusia
Rabu, 19 April 2023 12:48
Vaksin booster tetap menjadi syarat penerbangan di Bandara Lombok
Selasa, 3 Januari 2023 16:52
Menko PMK ingatkan pentingnya prokes saat pergantian tahun
Selasa, 27 Desember 2022 20:13
68,24 juta penduduk Indonesia sudah vaksin dosis ketiga
Sabtu, 24 Desember 2022 19:44
Tren kasus COVID-19 membaik dalam tiga pekan terakhir
Rabu, 21 Desember 2022 20:40
Stok vaksin COVID-19 di Babel 5.381 dosis
Minggu, 18 Desember 2022 13:55
Jubir Reisa imbau lansia periksa E-ticket booster kedua
Senin, 12 Desember 2022 20:24