Malaysia menghadapi gelombang keempat COVID-19

id Malaysia,Covid-19

Malaysia menghadapi gelombang keempat COVID-19

Pengendara lalu lintas melintasi spanduk bertuliskan darurat COVID-19 yang dipasang pada sebuah jembatan penyeberangan di Jalan Raja Laut Kuala Lumpur, Sabtu (13/2/2021). Malaysia saat ini berada dalam pemerintahan darurat yang diberlakukan untuk menangani pandemik COVID-19 yang beberapa hari ini pada kisaran 3.000 kasus per hari. ANTARA Foto/Agus Setiawan.

Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia mungkin akan menghadapi gelombang keempat COVID-19 menyusul situasi terkini dengan peningkatan  rasio reproduksi dasar (RO) infeksi dan penambahan kasus harian di sejumlah negeri (provinsi) saat ini.

Menurut Menteri Senior Pertahanan, Ismail Sabri Yaakob di Putrajaya, Selasa, hampir keseluruhan negeri saat ini mencatatkan perkembangan yang tidak stabil.

"Majelis Keselamatan Negara telah mendengar pemaparan Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengenai situasi dan penilaian risiko tempo 14 hari pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan Bersyarat (PKPB) dan (Perintah Kawalan Pergerakan Pemulihan (PKPP) di seluruh negara yang dijadwalkan tamat pada 14 April 2021," katanya.

Dia mengatakan secara keseluruhan KKM menyatakan status kasus COVID-19 di beberapa negeri menunjukkan tren tidak stabil dan RO melebihi angka satu.

"Tingkat infeksi COVID19 atau RO untuk mengantisipasi kasus harian pada 11 April 2021 pada seluruh negara naik kembali ke 1,06. Berdasarkan negeri, Terengganu mencatat RO tertinggi adalah 1,56," katanya.

Ismail Sabri setuju melanjutkan status enam negeri di bawah Perintah Kawalan Pergerakan Bersyarat (PKPB) yakni Selangor, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Johor, Pulau Pinang, Kelantan dan Sarawak.

Sedangkan negeri yang melanjutkan status PKPP adalah Perlis, Kedah, Perak, Melaka, Pahang, Negeri Sembilan, Sabah, Wilayah Persekutuan Putrajaya dan Wilayah Persekutuan Labuan.

Penetapan status tersebut berlaku mulai 15 hingga 28 April 2021 kecuali Sarawak mulai 13 sehingga 26 April 2021.