YTAL MATARAM SEMBUHKAN 65 PENDERITA AUTIS

id

Mataram, 30/5 (ANTARA) - Yayasan "Yard Therapy Air Learning" (YTAL) Mataram, Nusa Tenggara Barat, berhasil menyembuhkan sedikitnya 65 anak-anak penderita autis dan kini mereka sudah masuk ke sekolah dasar dan seklolah menengah atas.

"Bahkan ada juga yang melanjutkan ke sebuah sekolah menengah atas favorit di Kota Mataram," kata Ketua Yayasan Yard Therapy Air Learning (YTAL) Mataram Rita Susanti di Mataram, Senin.

Ia mengatakan, sejak dibukanya sekolah autis sembilan tahun lalu sebanyak 65 orang sudah sembuh dan mereka sudah masuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

"Setelah menjalani terapi khusus dalam, para penderita autis bisa sembuh dan anak-anak yang sudah kami tangani cukup banyak yang masuk SD dan SMP," ujarnya pada acara penyerahan sekolah khusus untuk penderita autis yang dibangun PT Newmont Nusa Tenggara dengan dana sebesar Rp150 juta yang bersumber dari Proyek Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Pada awalnya anak-anak tersebut tidak bisa berkomunikasi dan tingkat emosinya tinggi dan cepat marah, namun setelah dididik di yayasan tersebut terjadi perubahan perilaku dan menjadi normal. Waktu yang dibutuhkan untuk penyebuhan tergantung dari kondisi si anak.

Ia mengatakan, anak-anak penderita yang ditanganinya umumnya memiliki kemampuan akademik yang cukup baik, namun mereka terkadang hiperaktif, susah berkomunikasi, bahkan ada yang menggunakan bahasa isyarat, namun setelah menjalani terapi mereka bisa berkomunikasi dengan baik.

"Ada tiga penderita autis yang kami tangani kemampuan akademiknya cukup baik, seperti Abdul Malik (13) cukup cerdas, Intelligence quotient (IQ)-nya 111. Namun sayangnya karena usia ia tidak bisa masuk SD dan SMP," ujarnya.

Rita mengaku, selama ini ia bersama lima temannya yang lain terpaksa berpindah-pindah, karena tidak memilki gedung sekolah sendiri dan terakhir menempati satu ruangan yang kondisinya sangat tidak layak untuk mendidik para penderita autis.

"Karena itu kami sangat berterima kasih atas bantuan gedung yang dibangun dengan dana sebesar Rp150 juta oleh PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Gedung sekolah khusus tersebut dibangun di atas tanah wakaf seluas enam are dari adik saya yang kini tinggal di Inggris," ujarnya.

Mengenai biaya operasional sekolah penderita autis, Rita mengatakan, pihaknya mengandalkan dari sumbangan dari para orang tua anak-anak penderita autis yang besarnya Rp300.000 per bulan. Namun bagi penderita yang berasal dari keluarga tidak mampu, tidak dipungut biaya.

"Kami berharap dengan adanya gedung sekolah penderita autis dari PT NNT, kami bisa memberikan terapi kepada anak-nak dengan lebih baik dan bisa lebih banyak penderita yang dibantu," ujarnya.

Menurut dia, menangani anak-anak penderita autis dibutuhkan ketekunan dan kesabaran dan yang paling utama para pendidik harus memili kesabadaran, karena mereka cepat marah, bahkan merusak barang-barang yang ada di sekitarnya. (*)

KETERANGAN FOTO:PENDERITA AUTIS - Abdul Malik (13), seorang anak penderita autis sedang menjalani therapy di sekolah khusus penderita autis yang berlokasi di Lingkungan Gatep Permai, Kelurahan Gatep, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (30/5).

FOTO: AntaraMataram.com- Masnun


Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.