Mataram, 9/6 (ANTARA) - Manajemen Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai mengoperasionalkan alat bantu diagnosis atau Computed Tomography Scan canggih yang dikenal dengan "64 Slice CT Scanner".
"Kami (RSUP NTB, Red) sudah punya CT Scan 64 Slice, yang bisa untuk melihat seluruh bagian tubuh, dan sudah mulai dioperasionalkan," kata Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Nusa Tenggara Barat (NTB) dr H. Mawardi Hamry, di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan, teknologi CT Scan 64-slice beroperasi empat sampai 64 kali lebih cepat dari yang lain CT scanner standar.
Scanner CT 64-slice memiliki keuntungan klinis yang berbeda untuk meningkatkan ketepatan diagnosis dan kenyamanan untuk pasien yang dipindai.
Keuntungan dari CT 64-slice scan itu bisa memperoleh gambar yang jelas dari organ-organ dalam beberapa iris dalam urutan cepat.
Pemindai CT 64-slice merupakan mesin bulat besar berbentuk donat dengan lubang besar. Pasien tinggal berbaring di atas meja yang nyaman dan akan disinari pada bagian dalam dan keluar dari lubang bundar.
CT Scan akan memperoleh gambar dari ratusan sudut yang direkonstruksi oleh komputer ke dalam gambar dua dimensi yang dapat dilihat.
Modern CT scanner begitu cepat karena dapat memindai melalui sebagian besar tubuh hanya dalam beberapa detik.
"Sejauh ini CT Scan modern ini hanya dimiliki oleh RSUP NTB, tidak ada di rumah sakit lainnya yang ada di daerah ini," ujarnya.
Mengenai biaya jasa penggunaan CT Scan modern itu, Mawardi mengatakan hingga kini belum ada standar biayanya, karena regulasinya yakni Peraturan Gubernur (Pergub) NTB masih dalam penggodokan.
"Kira-kira Rp500 ribu sampai Rp600 ribu, atau tidak sampai Rp1 juta. Bisa untuk melihat perkembangan kepala, perut dan ginjal serta organ lainnya dalam tubuh," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya akan berupaya mengoptimalkan fungsi alat bantu diagnosis yang sudah bisa dioperasikan selama 24 jam.
Manajemen RSUP NTB didukung dua unit peralatan CT Scan, yang sempat digudangkan selama beberapa tahun karena belum bisa digunakan.
CT scan sebagai alat bantu penegakan diagnosis, yang terus berkembang dalam teknologi maupun penggunaannya.
Penggunaan CT scan pertama kali ditujukan untuk kepala, kemudian terus disempurnakan dan diperluas sehingga saat ini penggunaan CT Scan tidak saja digunakan untuk kepala, namun untuk seluruh tubuh (whole body).
Indikasi Pemeriksaan CT Scan antara lain "neuro imaging" atau mendeteksi adanya trauma, penyakit kardiovaskuler, tumor, penyakit inflamasi pada otak dan memperoleh gambaran otak pada anak dan usia lanjut.
Khusus untuk memperoleh gambaran dasar tengkorak, dideteksi adanya trauma, tumor, penyakit degeneratif dan penyakit inflamasi pada tulang belakang.
Sementara diagnosa abdominal- pelvis imaging berupa deteksi adanya trauma, penyakit yang disebabkan oleh tumor maupun non tumor pada organ-organ tubuh di daerah perut dan panggul.
Sedangkan "orthopedic imaging" berupa deteksi kelainan pada tulang dan otot abdominal- pelvis imaging.
Menurut Mawardi, demi kelancaran fungsi CT Scan itu, pihaknya menempatkan dua orang ahli radiologi yang bekerja secara bergantian, namun setiap saat bisa melayani pasien.
Sementara ini, di wilayah NTB baru RSUP NTB yang memiliki ahli radiologi, rumah sakit lainnya termasuk RSU Mataram dan beberapa rumah sakit swasta yang beroperasi di Kota Mataram belum memiliki ahli radiologi.
Dengan demikian, jika ada pasien yang membutuhkan pemeriksaan bagian kepala dan tubuh lainnya, dapat mengunjungi RSUP NTB.
"Tidak perlu lagi dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar kalau ada pasien yang hendak CT Scan karena RSUP NTB sudah mengoperasionalkan peralatan diagnosa itu," ujarnya. (*)