CT SCAN RSU MATARAM BERFUNGSI KEMBALI

id

Kepala Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram, dr. Dewi Anjarwati, SpRad, MKes di Mataram, Jumat, mengatakan CT Scan sudah bisa dioperasikan sejak Rabu (25/3) setelah beberapa kali mengalami kerusakan.

"RSU Mataram mendatangkan teknisi khusus untuk memperbaiki CT Scan tersebut, karena keberadaan CT Scan sangat penting untuk mendiagnosis penyakit, sementara instalasi radiologi setiap hari selalu dipadati pasien," kata dr Dewi yang baru sekitar satu bulan menjabat Kepala Instalasi Radiologi RSU Mataram.

Ia memberikan apresiasi kepada masyarakat NTB yang memaklumi terganggunya CT Scan dalam beberapa minggu terakhir sehingga mungkin ada pasien yang harus ke Denpasar dan Surabaya.

"Kami sudah berusaha agar CT Scan tersebut secepatnya bisa berfungsi kembali agar dapat melayani pasien," ujarnya.

Ia mengakui kalau CT Scan milik RSU Mataram, yang merupakan CT Scan satu-satunya di NTB, sudah cukup lama masa pakainya, mulai dioperasikan sejak tahun 2003 lalu, padahal perkembangan CT Scan saat ini semakin modern dan canggih.

"Rata-rata rumah sakit pemerintah atau swasta yang menjadi rujukan di sebuah provinsi, terutama di kota-kota besar, sudah mengoperasikan CT Scan generasi terbaru, minimal Multi Slices Computer Tomography Scan 64 Slices (MSCT-Scan 64.Slices) atau bahkan MSCT-Scan 256 Slices yang mampu mendiagnosis penyakit dengan akurasi tinggi," katanya.

Ia menegaskan, sudah selayaknya kalau RSU Mataram yang juga sebagai rumah sakit pendidikan tempat belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram) juga memiliki CT Scan yang lebih memadai dari sekarang meski tidak harus generasi terbaru.

"Seperti yang dikatakan Direktur RSU Mataram, dr Agus Wijaya, MPH, manajemen rumah sakit kini sedang mengkaji peluang kerja sama operasional (KSO) dengan pihak ketiga atau investor," kata Dewi. Dewi.

Namun peluang tersebut tidak mudah direalisasikan karena menyangkut mahalnya investasi alat radiologi tersebut serta tarif CT Scan yang harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.

"Cukup sulit memberlakukan tarif tinggi kepada pasien yang memerlukan pemeriksaan CT Scan, sementara di sisi lain investor tentu tidak mau rugi dan ingin cepat kembali investasinya," katanya.

Meski demikian, Dewi optimistis pemerintah akan membantu mencarikan solusi soal CT Scan RSU Mataram, karena Pemerintah Provinsi NTB melalui program gubernur dan wakil gubernur saat ini menaruh perhatian dan komitmen tinggi terhadap kesehatan masyarakat. (*)