Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi mengatakan program vokasi sekolah menengah kejuruan diselaraskan dengan kurikulum pembelajaran sesuai kebutuhan industri ketenagalistrikan.
"Kami memfasilitasi sarana dan prasarana pembelajaran yang terkait dengan metode praktik," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Agung menjelaskan program vokasi PLN Group memberikan berbagai dukungan, seperti meningkatkan kemampuan guru, memberikan pembekalan siswa peserta magang, bantuan biaya asuransi, pelaksanaan uji kompetensi, hingga perekrutan siswa lulusan peserta vokasi.
PLN memiliki beragam program vokasi untuk sekolah menengah kejuruan, yakni di bidang ketenagalistrikan, kompetensi pembangkit, kompetensi transmisi, kompetensi distribusi, dan program vokasi generasi penerang bangsa.
"Setidaknya, hingga 2021 ada 111 siswa yang terserap menjadi tenaga kerja di PLN grup dan perusahaan lainnya," katanya.
Program vokasi SMK merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) prioritas untuk peningkatan kompetensi siswa di bidang kelistrikan.
Agung berharap program vokasi akan mendukung pengembangan dunia pendidikan karena program listrik 35 gigawatt dan 7 gigawatt carry over membutuhkan setidaknya 656.895 orang tenaga kerja ketenagalistrikan.
Agung menjelaskan program vokasi PLN Group untuk sekolah menengah kejuruan telah dinikmati oleh 2.070 siswa dalam kurun 2017-2020.
"Rencana program 2021 hingga 2023 akan menyasar 380 siswa," jelas Agung.
Program TJSL PLN berbasis pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan di bidang ketenagalistrikan yang terdiri atas kompetensi pembangkit, kompetensi transmisi, kompetensi distribusi, dan program vokasi generasi penerang bangsa.
Program TJSL PLN berbasis pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan di bidang ketenagalistrikan yang terdiri atas kompetensi pembangkit, kompetensi transmisi, kompetensi distribusi, dan program vokasi generasi penerang bangsa.
Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan penghargaan program TJSL berbasis pendidikan ini diberikan berdasarkan usulan-usulan satuan pendidikan, baik dari jenjang sekolah menengah atas, perguruan tinggi vokasi, dan lembaga kursus serta pelatihan.
Selain memberikan penghargaan kepada PLN, Kemendikbudristem juga memberikan penghaegaan kepada 39 perusahaan atau asosiasi lainnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan upaya menciptakan kemitraan yang selaras atau istilahnya match tentu tidaklah mudah.
Menurutnya, ciri khas pendidikan vokasi adalah link and match dibuktikan dengan kemitraan.
"Melalui DUDI Awards, kami memberikan apresiasi kepada DUDI dan asosiasi yang telah berkontribusi dan memberikan dedikasi kepada pendidikan vokasi," kata Wikan.
Lebih lanjut dia berharap melalui ajang DUDI Awards, bukan hanya kemitraan antara industri dan vokasi yang akan semakin erat, tetapi juga disertai dengan komitmen pemerintah dalam perbaikan mutu pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia vokasi yang unggul dan terampil.
Terkait program vokasi, PLN terbukti konsisten mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan siap bekerja di industri ketenagalistrikan.
Program yang digulirkan sejak 2017 ini fokus pada peningkatan kompetensi bagi tenaga pendidik dan peserta didik sekolah menengah kejuruan.