Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengoptimalkan upaya 3T yakni tes (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) sebagai langkah menurunkan status PPKM sebab hingga Selasa masih tertahan di level tiga, akibat belum dapat memenuhi target 3T sesuai standar Kementerian Kesehatan dan WHO.
"Misalnya, standar Kementerian Kesehatan dan WHO untuk 'tracing' satu kasus positif COVID-19 itu 15-20 orang. Sementara kita kemarin hanya mampu 'tracing' di bawah 10 orang per satu kasus positif," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan sesuai dengan hasil evaluasi perkembangan COVID-19 dan Instruksi Mendagri nomor 14/2022, PPKM Provinsi NTB huruf K angka 2 Kota Mataram dinyatakan masih level tiga.
Menurut Swandiasa, target 3T khususnya untuk penelusuran kontak erat tersebut menjadi salah satu parameter utama yang menyebabkan Mataram belum bisa turun dari PPKM level tiga.
Alasannya, karena ketika terjadi puncak penyebaran COVID-19 di Mataram, sekitar 60 orang tenaga kesehatan (nakes) khususnya di puskesmas terpapar dan melakukan isolasi mandiri.
"Akibatnya, kegiatan penelusuran kontak erat terhadap temuan baru positif COVID-19 tidak dapat dilakukan secara maksimal," kata Swandiasa yang juga menjadi Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Mataram.
Terkait dengan itu, sambungnya, seiring dengan temuan kasus baru COVID-19 yang terus melandai dan tingkat kesembuhan meningkat, terutama dari kalangan nakes, maka dalam dua minggu ke depan pemerintah kota akan melakukan upaya pencapaian target penelusuran kontak erat.
"Harapan kita dua minggu ke depan saat evaluasi perkembangan COVID-19 secara nasional, Mataram bisa turun level," ujarnya.
Sementara, terkait dengan parameter lainnya seperti keterisian tempat tidur di rumah sakit masih aman, begitu juga dengan angka kematian yang 0,8 persen, vaksinasi dosis pertama 104 persen dan dosis kedua sudah mencapai 80 persen.
Selain itu, kasus aktif pasien COVID-19 per tanggal 28 Februari 2022, sudah turun drastis yakni 251 orang yang terdiri atas 209 isolasi mandiri sedangkan 39 orang dirawat di sejumlah rumah sakit dan tiga orang dalam proses 'tracing'.
"Pada Jumat (25/2), data Dinas Kesehatan Kota Mataram mencatat kasus aktif pasien COVID-19 sebanyak 953 orang. Temuan kasus baru kita juga sekarang sangat landai bahkan hari ini hanya ada 15 kasus," katanya.
Berita Terkait
Jaksa Lombok Timur tunggu hasil ahli konstruksi dan auditor terkait kasus sumur bor
Jumat, 3 Mei 2024 15:43
Kasus pembakaran proyek SPAM di Lombok Timur dilimpahkan ke kejaksaan
Jumat, 3 Mei 2024 13:28
Polres Lombok Utara ungkap peluang tersangka baru di kasus sumur bor
Kamis, 2 Mei 2024 21:03
Pemprov NTB menanggapi penetapan Direktur PT GNE sebagai tersangka
Kamis, 2 Mei 2024 20:05
Pengadilan Mataram vonis 6 tahun pelaksana proyek di Dermaga Labuhan Haji
Kamis, 2 Mei 2024 17:57
Polda NTB: Direktur BAL tersangka pengeboran air tanah berstatus mantan napi
Kamis, 2 Mei 2024 16:28
Tipidter tidak bahas kerugian kasus pengeboran air tanah di Gili Trawangan
Kamis, 2 Mei 2024 16:27
Polda NTB tetapkan direktur GNE Samsul Hadi tersangka kasus penyediaan air bersih
Rabu, 1 Mei 2024 6:53