Jakarta (ANTARA) - Pemain dan pelatih tim nasional bola basket Lebanon menyampaikan terima kasih kepada para penonton yang memberikan dukungan deras kepada mereka dalam partai final Piala FIBA Asia 2022 melawan Australia di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu malam tadi.
Lebanon pada akhirnya harus mengakui keunggulan Australia 73-75 dan merelakan trofi Piala FIBA Asia 2022 dibawa ke Oseania, tapi The Cedar memberi perlawanan sengit terutama pada menit-menit akhir pertandingan.
Kapten Lebanon Wael Arakji menilai bahwa dukungan deras publik Istora tidak lepas dari kenyataan bahwa timnya berada di posisi yang tidak diunggulkan melawan Australia. "Saya pikir orang selalu menyukai tim yang tidak diunggulkan, dan ketika melihat tim yang berposisi tidak diunggulkan mereka akan memberikan semangat," katanya dalam jumpa pers selepas pertandingan.
Kendati demikian Arakji, yang berakhir menyabet gelar Pemain Terbaik (Most Valuable Player/MVP) Piala FIBA Asia 2022, juga menekankan bahwa atmosfer antusias yang diperlihatkan para penonton tidak hanya diarahkan kepada Lebanon tetapi juga Australia.
"Yang sangat menyenangkan adalah para penonton bersorak untuk kedua tim," ujarnya. "Saya tentu sedikit senang ketika penonton agak mencemooh Australia yang berusaha mengunci kemenangan lebih awal, tapi lebih menyenangkan lagi bagaimana sorak sorai itu terdengar baik untuk kami maupun lawan. Untuk itu semua saya hanya bisa menyampaikan terima kasih," kata Arakji melengkapi.
Baca juga: Mental China jatuh karena tertinggal pada paruh pertama
Baca juga: Tim China Taipei Fubon Braves gantikan slot CLS di ABL
Three-point play yang dibukukan shooting guard Elie Chamoun memangkas ketertinggalan dari Australia menjadi 66-72 pada sisa waktu satu menit 32 detik. Adegan itu praktis membuat publik Istora mengalirkan dukungan deras kepada Lebanon yang berjuang menjungkalkan dominasi Australia sejak awal laga.
Publik Istora kian bergelora ketika Arakji membuat pertandingan semakin dramatis dengan layup-nya pada sisa waktu 12 detik yang membuat Lebanon mendekat 70-72. Keadaan itu membuat tribun Istora kerap melancarkan cemoohan pengganggu konsentrasi ketika Australia memperoleh beberapa situasi lemparan gratis.
Arakji semakin membakar atmosfer Istora ketika ia melesakkan tripoin yang membuat kedudukan 73-74 pada sisa tujuh detik dan cemoohan kembali terdengar ketika Rhys Anthony Vague berusaha mengambil dua lemparan gratis yang diperoleh Australia.
Satu di antaranya berhasil, dan cukup mengunci kemenangan Australia sebab penguasaan bola terakhir Lebanon tak membuahkan poin. Pelatih Lebanon Jad El Hajj juga berterima kasih atas dukungan deras publik Istora di laga final, yang disebutnya begitu dinikmati para pemainnya. "Anda bisa lihat bagaimana para pemain kami sangat menikmati atmosfer tadi. Bagaimana mereka tiap kali mencetak poin selalu menengok ke para penonton yang segera menyambut dengan sorak sorai," katanya.
"Itu sesuatu yang sangat luar biasa. Terima kasih banyak kepada penonton yang mendukung kami di atas lapangan tadi," ujar El Hajj menambahkan.
Berita Terkait
Jepang menjadi tim terbaik Asia dan dapat tiket Olimpiade Paris
Minggu, 3 September 2023 7:20
Timnas Putri sedikit lagi cetak sejarah Piala Asia
Sabtu, 19 Agustus 2023 6:54
Timnas basket gelar latihan persiapan Piala Asia 3x3
Rabu, 22 Februari 2023 19:35
Thon Maker terbiasa hadapi atmosfer Istora
Senin, 25 Juli 2022 6:06
Pelatih Australia sebut final ketat di FIBA Asia
Senin, 25 Juli 2022 5:58
Selandia Baru rebut peringkat ketiga setelah kalahkan Yordania
Minggu, 24 Juli 2022 20:46
Yordania terancam menghadapi Selandia Baru dalam kondisi pincang
Minggu, 24 Juli 2022 5:19
Australia selangkah lagi pertahankan gelar Piala FIBA Asia
Minggu, 24 Juli 2022 4:32