Jakarta (ANTARA) - Dua petarung Adriano Moraes dan Demetrious Johnson terlibat perang urat saraf (psywar) jelang duel ulang dalam ONE Fight Night 1 di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Sabtu (27/8). Dalam konferensi pers di Singapura, Kamis, Moraes dan Johnson sama-sama meyakinkan pencinta seni bela diri campuran (MMA) bahwa mereka adalah yang terbaik di divisi flyweight.
Dalam pertandingan pertama di lokasi yang sama pada 7 April 2021, Moraes menjadi pemenang sekaligus menasbihkan diri sebagai juara dunia ONE Flyweight. Kemenangan tersebut membuat petarung asal Brazil itu yakin bisa kembali mengalahkan Johnson.
"Saya rasa saya tak perlu membuktikan apa pun, tapi saya senang menantang diri sendiri sebagai seorang juara. Saya hanya maju dan menjaga sabuk kapan pun pihak ONE Championship meminta. Saya siap menjaga sabuk ini," ujar Moraes dalam keterangan tertulis yang di terima di Jakarta, Kamis.
Moraes adalah petarung terbaik divisi flyweight dengan mengoleksi 20 kemenangan dari 23 laga. Selain itu, dia juga menjadi petarung pertama yang berhasil mengalahkan Johnson via knockout (KO). Pada sisi lain, Johnson adalah petarung cerdas yang mudah beradaptasi tergantung dari gaya bertanding lawan. Sejauh ini, dia telah meraih 30 kemenangan dari 35 laga.
Baca juga: Lima petarung Indonesia berlaga gelaran Road to UFC Singapura
Jelang pertandingan kedua melawan Moraes, dia mengaku tak akan banyak mengubah gaya bertanding dan lebih banyak menekan seperti biasanya. "Gaya bertarung saya selalu maju ke depan dan mencampurkan berbagai teknik. Kalian tahu saya ada di olahraga ini untuk bertarung dan terus berjuang seperti halnya dalam gulat. Selalu ada dua manusia yang berjuang dalam MMA, jadi saksikan pada hari pertandingan nanti dan saya akan terus maju," kata Johnson.
Selain pertandingan utama antara Moraes vs Johnson, laga pendukung lainnya juga akan memperebutkan gelar ONE Championship. Misalnya, juara dunia ONE Bantamweight Muay Thai, Nong-O Gaiyanghadao akan mempertaruhkan sabuk dengan meladeni tantangan Liam Harrison.
Dua petarung Muay Thai itu dikenal agresif dan penuh ledakan. Setiap inci dari tubuh mereka bisa menjadi senjata berbahaya yang bisa menumbangkan lawan, baik pukulan, tendangan, serangan lutut atau sikut mereka bisa berujung pada knockout.
Baca juga: Petarung Nong-O Gaiyanghadao janjikan laga keras
Sebelumnya, Nong-O mengatakan siap mengeluarkan segala kemampuannya untuk bisa mempertahankan gelar. Pada sisi lain, Harrison mengaku tak gentar dengan ancaman dari lawannya tersebut.
"Apakah wajah saya ini tampak takut dengan luka sayatan? Hai, kawan, saya ini seperti karakter yang ada di film Texas Chainsaw Massacre, Saya tak takut terkena serangan dan seperti yang selalu saya bilang, saya tak khawatir terluka. Gaya bertanding saya disukai penggemar dan saya senang terus mendobrak maju," katanya.