LOMBOK TIMUR LOKASI PEMBANGUNAN AUTIS CENTER

id

     Mataram, 25/5 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menyiapkan lahan seluas satu hektare di Kabupaten Lombok Timur untuk pembangunan gedung Autis Center yang akan dijadikan sebagai pusat pendidikan bagi anak yang mengalami gangguan perkembangan otak.
     "Lokasi pembangunan Autis Center berada di belakang Kantor Bupati Lombok Timur. Lahannya itu nantinya atas nama Yayasan Autis Center," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Provinsi NTB H Lalu Syafi'i, di Mataram, Jumat.
     Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir atau pun saat masa berusia di bawah lima tahun (balita), yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal, akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif.     
     Ia mengatakan, pembangunan Autis Center yang akan mulai dibangun pada 2012 diperkirakan menelan dana sekitar Rp5 miliar. Anggarannya bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
     Anggaran untuk pembangunannya dialokasikan melalui APBN Perubahan tahun anggaran 2012 yang saat ini masih dibahas di DPR.
     Pemerintah Provinsi NTB, kata Syafi'i, juga akan menyertakan dana pendamping, namun belum bisa dipastikan berapa besarannya. Dana tersebut bersumber dari APBD Perubahan tahun anggaran 2012.
     "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga sudah berkomitmen untuk membantu dana operasional Autis Center tersebut," ujarnya.
     Provinsi  NTB, kata dia, menjadi prioritas pembangunan Autis Center karena jumlah anak penderita Autisme di daerah itu cukup besar, terutama di Kabupaten Lombok Timur.
     Keberadaan lembaga pendidikan tersebut nantinya dihajatkan untuk menampung seluruh anak autis dari semua golongan ekonomi untuk mendapat pembinaan dari semua aspek sehingga bisa setara dengan anak-anak normal lainnya.
     Jumlah penderita autis di NTB belum terdata secara pasti, namun jumlahnya terus bertambah dan tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB.
     "Penderita Autisme yang ada di NTB, dibelajarkan di sejumlah sekolah luar biasa yang ada di beberapa kabupaten/kota," ujarnya.
     Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi NTB akan bertanggungjawab dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) Autis Center, seperti tenaga pengajar, psikolog, dokter dan lainnya.
     Syafi'i belum bisa memastikan berapa jumlah SDM yang dibutuhkan agar pengelolaan Autis Center tersebut sesuai harapan, namun pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan mengenai rekrutmen SDM.
     "Yang paling vital adalah tenaga psikolog dan dokter. Setiap Autis Center harus memiliki tenaga tersebut. Untuk itu, kami sedang mengupayakannya sehingga setelah proyek rampung SDM sudah siap," ujarnya. (*)