REALISASI PENGADAAN DIVRE BULOG NTB 153.000 TON

id

     Mataram, 30/11 (ANTARA) - Realisasi pengadaan beras Divisi Regional Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini mencapai 153.000 ton setara beras atau sekitar 83 persen dari target pengadaan pada 2012 sebanyak 185.000 ton, diperkirakan hingga akhir tahun aikan terpenuhi.

     Kepala Divisi Regional (Divre) Bulog NTB, H Rusdianto di Mataram, Jumat, mengatakan, realisasi pengadaan tersebut  jauh di atas tahun 2011 sebanyak 115.000 ton. Target pengadaan tahun 2012 sama dengan tahun 2009 sebanyak 185.656 ton.

     "Kami optimis target pengadaan sebanyak 185.000 ton setara beras tahun 2012 bisa tercapai. Rata-rata pengadaan setiap hari mencapai 150 hingga 200 ton per hati, sehingga dalam waktu 30 hari kedepan realisasinya bisa mendekati target tersebut," katanya.

     Ia mengatakan, pengadaan yang cukup besar itu memberikan kontribusi untuk penguatan stok beras NTB yang saat ini mencapai 73.000 ton  beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga September 2013.

     Menurut Rusdianto, stok sebanyak itu juga untuk membantu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang pengadaan berasnya relatif sedikit dan kebutuhannya cukup banyak. Penyaluran beras untuk NTT itu diatur oleh Bulog pusat.

     "Atas pengaturan pusat kita diperintahkan untuk mengirim beras ke NTT. Pada 2012 kita rencakakan sebanyak 27.000 ton dan sudah direalisasikan sekitar 12.000 ton. Sisa sebanyak 15.000 ton akan kita realisasikan hingga akhir tahun 2012," katanya.

     Dia mengatakan, posisi stok akhir tahun 2012 diperkirakan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan Juni-Juli 2013. Jadi stok cukup aman, apalagi nantinya akan ada pengadaan lagi pada panen musim kering (MK) pada 2013 yang diperkirakan mulai panen pada Februari-Maret.

     "Karena itu kami yakin stok beras untuk ketahanan pangan kita cukup aman, karena stok yang tersedia saat ini cukup banyak ditambah lagi dengan pengadaan pada musim panen 2013," katanya.

     Dari sisi operasional, kata Rusdianto, pengadaan Bulog NTB cukup meyakinkan bahwa, ketahanan pangan akan menjadi lebih baik. Dari stok itu menjadi cadangan beras pemerintah yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan beras keluarga miskin (Raskin) dan cadangan beras untuk menanggulangi keadaan darusat, bencana dan rawan pangan.

(*)