Kasus COVID-19 tambah 2.234, terbanyak dari Jakarta

id Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril , positivity rate,COVID 19,vaksin booster

Kasus COVID-19 tambah 2.234, terbanyak dari Jakarta

Tenaga medis menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis keempat atau penunjang (booster) kedua pada seorang warga lansia di Aula Kelurahan Pandanwangi, Malang, Jawa Timur, Selasa (29/11/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyebut jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin, bertambah 2.234 dengan provinsi yang menyumbang penambahan tertinggi adalah DKI Jakarta sebanyak 804 kasus. Siaran pers Kemenkes yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin, memperlihatkan Jawa Barat dan Banten menempati urutan kedua dan ketiga dengan penambahan 573 dan 236 kasus.

Disusul Jawa Timur di posisi keempat dengan penambahan 170 kasus. Jawa Tengah di posisi kelima dengan penambahan 107 kasus. Kemenkes juga menyampaikan ada 16 provinsi yang mencatatkan penambahan kasus COVID-19 di bawah 10 kasus dan ada dua provinsi dengan nol kasus pada hari ini.

Kemudian jumlah pasien yang berhasil sembuh dari penularan COVID-19 di Tanah Air pada hari ini mencapai 5.033 pasien dengan jumlah tertinggi disumbang DKI Jakarta dengan 2.181 pasien sembuh. Jawa Barat di posisi kedua dengan 989 pasien sembuh, Jawa Timur dan Banten di posisi ketiga dan keempat dengan masing-masing 360 dan 355 pasien sembuh da  Jawa Tengah di urutan kelima dengan mencatatkan 231 pasien sembuh.

Sementara jumlah pasien yang meninggal akibat penularan COVID-19 di Tanah Air tercatat ada 48 pasien. Secara nasional, jumlah kasus aktif turun sebanyak 2.847 kasus menjadi 48.140 kasus aktif. Jumlah spesimen yang diperiksa pada hari ini ada sebanyak 57.758 spesimen dengan positivity rate sebesar 8,9 persen. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menuturkan bahwa capaian booster pertama maupun booster kedua bagi lansia sampai saat ini masih rendah.

Padahal seharusnya, sejak Presiden RI Joko Widodo disuntik secara langsung pada Kamis (24/11) dapat dijadikan sebagai momentum mendongkrak capaian booster pada lansia. "Seluruh lansia itu harus booster pertama dulu, baru kedua, karena memang mereka ini adalah orang yang rentan yang tentu saja memerlukan perhatian kita bersama untuk kita lindungi," kata Mohammad Syahril.

Baca juga: Stok vaksin penguat tahap dua untuk nakes di Kota Mataram kosong
Baca juga: RSUD Kota Mataram kaji layanan vaksin dosis tiga di ruang publik


Dia mengingatkan bahwa saat ini kondisi di rumah sakit banyak dipenuhi oleh orang-orang yang belum divaksinasi. Bahkan jumlah pasien yang mengisi tempat tidur dengan kondisi belum booster mencapai sekitar 70 persen.

"Bagi mereka yang tidak divaksinasi, ya, risiko masuk rumah sakit lebih tinggi, yang kedua yang meninggal dari dia dirawat itu juga sekitar 70 persen belum divaksinasi dan juga belum di booster. Data dari penelitian kita itu ada 60 persen yang dirawat berusia lanjut," ujar Syahril. Dengan demikian, pihaknya berharap semua keluarga dapat segera memberikan proteksi pada para lansia melalui vaksinasi.*