Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang Januari-November 2022 ke Indonesia sebanyak 4,58 juta kunjungan.
“Jadi kalau kita bisa membukukan 600 ribu lebih (pada bulan Desember 2022), maka 5,2 juta target kunjungan wisman pada tahun 2022 dapat tercapai,” ujar dia dalam Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin.
Adapun lima negara asal wisman yang menempati posisi tertinggi hingga terendah selama Januari-November 2022 ialah Malaysia, Timor Leste, Australia, Singapura, dan India. Dalam periode yang sama, pertumbuhan tertinggi kunjungan wisman berasal dari negara Selandia Baru, India, Jerman, dan Prancis.
Untuk bulan November 2022 saja, terdapat lebih dari 657 ribu kunjungan atau meningkat 336,50 persen dibandingkan November 2021. Pertumbuhan juga tercapai jika dibandingkan Oktober 2022 yang sebesar 3,19 persen.
“Jumlah kunjungan wisman tertinggi November 2022 adalah Singapura, Malaysia, Australia, Timor Leste, dan India. Pertumbuhan tertinggi adalah Australia, Selandia Baru, Arab Saudi, Singapura, dan Brunei Darussalam,” ucap Menparekraf.
Selama bulan November 2022, sebanyak 287 ribu kunjungan wisman masuk melalui Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Soekarno Hatta 113 ribu, dan Batam di Kepulauan Riau 80 ribu kunjungan. “Kami sangat mensyukuri berhasil meraih capaian kunjungan wisman yang tinggi ke Indonesia,” ujar Sandiaga.
Baca juga: Wisatawan mancanegara pertama yang datang ke Indonesia 2023 dari Kanada
Baca juga: Pasar Badung Bali dikunjungi 1.600 wisman sebulan
Memasuki tahun 2023, lanjutnya, kedatangan wisman patut disambut dengan kehangatan dan persahabatan seiring telah dicabut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dihentikan dan kasus COVID-19 berhasil dikendalikan
"Kita pun harus bersiap terutama dengan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) sebagai kunci yang telah kita bangun selama COVID-19. Jangan sampai justru dengan PPKM dihentikan, kita malah tidak meneruskan apa yang telah kita pelajari selama pandemi,” kata dia.