Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Selasa bersikeras bahwa sanksi olahraga terhadap Rusia dan Belarusia, yang diberlakukan menyusul invasi Moskow ke Ukraina, tidak bisa ditawar atau dinegosiasikan.
Kepala Komite Olimpiade Nasional Rusia lebih awal pada hari ini menyatakan bahwa para atlet yang mewakili Rusia tidak boleh mendapat perlakuan yang berbeda dari mereka yang berasal dari negara-negara lain, menyusul kekhawatiran soal partisipasi mereka di Olimpiade 2024.
Merespon hal tersebut, IOC menyatakan peraturan yang melarang warga Rusia berkompetisi di bawah bendera Rusia, lagu kebangsaan atau warna kebesaran mereka tetap diberlakukan. "Sanksi terhadap negara dan pemerintah Rusia dan Belarusia tidak bisa dinegosiasikan," kata juru bicara IOC kepada AFP.
"Mereka telah dikonfirmasi dengan suara bulat dalam pertemuan tingkat tinggi Olimpiade pada 9 Desember. "Yang berbunyi: Tidak ada ajang olahraga internasional yang digelar atau didukung oleh federasi olahraga internasional atau komite Olimpiade nasional di Rusia atau Belarusia.
"Tidak ada bendera, lagu kebangsaan, warna atau identifikasi apapun lainnya dari negara-negara ini yang dipertontonkan di ajang olahraga atau pertemuan apapun, termasuk di keseluruhan venue.
"Tidak ada pemerintah atau ofisial Rusia dan Belarusia yang diundang atau diakreditasi untuk ajang atau pertemuan olahraga internasional." Dari wilayahnya sendiri dan dari Belarusia, Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, tiga hari setelah penutupan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing.
Baca juga: IOC sebut dunia kehilangan ikon olahraga kepergian Pele
Baca juga: Erick Thohir dan Thomas Bach bahas peran olahraga
Tindakan tersebut dianggap telah melanggar piagam Olimpiade dan gencatan senjata selama berlangsungnya pesta olahraga dunia yang tertuang dalam Olympic Truce. IOC memberi sanksi yang sepatutnya kepada Moskow dan Minsk.
Akan tetapi, IOC pada pekan lalu menyatakan pihaknya sedang meninjau "jalan" bagi Rusia untuk bisa berpartisipasi dalam Olimpiade Paris, kemungkinan sebagai atlet netral ketimbang berada di bawah bendera negara mereka. Pengumuman itu memicu reaksi keras dari Kiev. Ukraina bahkan telah mengancam akan memboikot Olimpiade musim panas di Paris apabila Rusia diizinkan berkompetisi.
Berita Terkait
Menpora Dito inginkan pelatnas jangka panjang PABSI menuju Olimpiade 2028
Selasa, 5 November 2024 20:23
PON 2028 diarahkan pada cabang olahraga Olimpiade
Minggu, 3 November 2024 17:45
Gus Kautsar: Santri harus jadi teladan di masyarakat
Rabu, 30 Oktober 2024 15:08
Pemanjat tebing Desak Rita target pecahkan catatan waktu Olimpiade Paris di PON
Rabu, 11 September 2024 9:47
Kontingen Bali andalkan atlet Olimpiade Paris
Senin, 9 September 2024 5:20
Tiga atlet peraih medali Olimpiade Paris dapat hadiah rumah
Selasa, 27 Agustus 2024 7:44
Kelompok usaha Indonesia beri bonus atlet peraih medali Olimpiade
Selasa, 27 Agustus 2024 7:03
PB Percasi tak berikan target kontingen Indonesia di Olimpiade Catur
Sabtu, 24 Agustus 2024 3:10