Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) kembali menurunkan safeguarding officer dalam mendampingi atlet-atlet tim Indonesia yang akan tampil di SEA Games Thailand 2025. Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menegaskan bahwa prestasi atlet harus selalu sejalan dengan perlindungan hak dan kehormatan mereka sebagai manusia.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap atlet Tim Indonesia bertanding dengan rasa aman dan bangga membawa Merah Putih. Prestasi tidak akan berarti jika tidak dibarengi perlindungan. Tanggung jawab utama kita adalah menjaga atlet, baik fisik, mental, maupun martabat mereka," kata Okto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Ini menjadi kali kedua safeguarding officer hadir secara langsung di multievent regional setelah di Asian Youth Games Bahrain 2025. Dalam beberapa tahun terakhir, safeguarding team NOC Indonesia menerima berbagai laporan terkait tindakan yang masuk dalam kategori pelecehan fisik, verbal, psikologis hingga digital.
Dengan hadirnya safeguarding officer secara aktif di lapangan, setiap laporan dapat ditangani cepat, tepat, dan profesional sesuai standar internasional Safe Sport. Kehadiran safeguarding officer tersebut sebagai langkah nyata menjaga keamanan, kenyamanan, dan martabat seluruh atlet saat berlaga.
NOC Indonesia secara konsisten mengingatkan atlet, pelatih, dan ofisial untuk berani melapor apabila menemukan atau mengalami tindakan pelecehan atau kekerasan dalam bentuk apa pun. Safeguarding officer akan menjadi pihak pertama yang memastikan pendampingan dan jalur pelaporan yang aman, rahasia, dan terstruktur.
Safeguarding officer tim Indonesia di SEA Games Thailand 2025 Tabitha Charmaine Sumendap menekankan bahwa edukasi dan keberanian melapor menjadi kunci perubahan budaya di dunia olahraga.
Baca juga: KOI perkuat perlindungan atlet lewat Safeguarding
"Safeguarding bukan hanya soal menangani laporan, tetapi juga membangun lingkungan yang aman dan saling menghormati. Atlet harus tahu bahwa mereka berhak mendapatkan perlindungan, bebas dari pelecehan dan tekanan apa pun," ujar Tabitha.
Pendekatan safeguarding juga diperkuat melalui dukungan medis dan edukasi berkelanjutan. Wakil Komisi Medis NOC Indonesia Sophia Hage menegaskan pentingnya integrasi antara perlindungan psikologis dan kesehatan atlet secara menyeluruh.
Baca juga: CdM dan PB ESI memperkuat kolaborasi mencapai target SEA Games 2025
"Kesehatan atlet bukan hanya fisik. Kesehatan mental dan rasa aman merupakan fondasi performa terbaik. Dengan safeguarding, kita memastikan atlet terlindungi dalam setiap aspek," kata Sophia.
Safeguarding tim menyiapkan berbagai kanal pelaporan, konsultasi langsung di athletes’ village, serta materi edukasi terkait kategori pelecehan dan mekanisme pengaduan.
Setiap laporan akan diproses sesuai pedoman yang berlaku serta berkoordinasi dengan pihak berwenang apabila diperlukan. Melalui langkah konkret tersebut, NOC Indonesia terus memperkuat komitmen Safe Sport for All, bahwa setiap atlet berhak meraih mimpi tanpa rasa takut.
