Dokter kulit ingatkan penggunaan tabir surya penting

id tabir surya,sinar uv,dokter kulit,sinar matahari,cuaca panas

Dokter kulit ingatkan penggunaan tabir surya penting

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (24/4/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. (ANTARA FOTO/Fauzan/nym)

Jakarta (ANTARA) - Dokter kulit dr. Marsha Bianti, Sp.DV, mengatakan bahwa penggunaan tabir surya bisa melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya bagi kesehatan kulit.

“Sinar UV yang sampai ke bumi itu ada UV A dan UV B yang mana bisa menyebabkan beberapa kelainan kulit yang berbahaya. Seperti kanker kulit yang sangat erat hubungannya dengan (paparan) sinar UV,” kata Marsha saat diihubungi ANTARA, Rabu.

Dokter yang menyelesaikan pendidikan spesialis dermatologi dan venereologi di Universitas Indonesia itu mengatakan karena sinar UV A dan UV B berbahaya bagi kesehatan kulit, maka muncul himbauan untuk menggunakan tabir surya ketika Indonesia sedang dilanda hawa panas dan paparan sinar UV yang tinggi beberapa hari terakhir.

“Karena paparan sinar UV tinggi makanya banyak rekomendasi untuk menggunakan tabir surya. Itu bertujuan untuk menangkal sinar UV sehingga tidak menyebabkan kerusakan kulit,” ujar Marsha.

Marsha mengatakan bahwa paparan sinar UV bisa mengenai kulit bagian mana saja selama bagian kulit tersebut terkena paparan langsung sinar UV. “Tapi, seringnya kita menggunakan pakaian yang lumayan memblokir sinar UV. Jadi, mungkin ada bagian-bagian yang tidak separah bagian yang terpapar sinar UV. Tapi, pada dasarnya semua bagian kulit itu bisa mengalami kerusakan akibat sinar UV,” kata Marsha.

Jika kulit terpapar sinar UV yang tinggi maka efek akut atau jangka pendek yang bisa muncul adalah kulit terbakar sinar matahari, yang bisa menyebabkan keluhan seperti kulit terasa perih dan memerah.

Jika terpapar secara terus menerus maka akan terjadi kerusakan atau degenerasi sel kulit yang dapat menyebabkan tumor jinak seperti keratosis seboroik atau benjolan hitam pada kulit, bercak hitam akibat sinar matahari, penuaan kulit, hingga yang paling berbahaya adalah munculnya tumor ganas seperti kanker kulit.

Dia menganjurkan untuk menggunakan tabir surya yang mengandung SPF dan PA++ untuk mendapatkan perlindungan maksimal dari paparan sinar UV A dan UV B. “Kita harus memilih tabir surya yang ada dua-duanya, selain SPF juga harus ada yang mengandung PA++,” kata Marsha.

Sun Protection Factor (SPF) adalah pelindung yang terkandung dalam tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV B. SPF memiliki beberapa jenis seperti SPF 15, SPF 30, SPF 50, dan SPF 100. Angka dalam berbagai jenis SPF merupakan indikator efektivitas dan ketahanan tabir surya dalam melindungi kulit dari paparan sinar UV B. Marsha menganjurkan untuk menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF 50 di tengah kondisi paparan sinar UV tinggi seperti saat ini.

Baca juga: Dokter ingatkan pentingnya produk tepat untuk kulit kering
Baca juga: Sinar matahari berikan efek positif dan negatif bagi tubuh


Sementara Protection Grade of UVA (PA) merupakan pelindung dalam tabir surya yang melindungi kulit dari paparan sinar UV A. Semakin banyak tanda “+” maka efek perlindungan kulit dari sinar UV A akan lebih baik. Selain menggunakan tabir surya, Marsha juga menghimbau masyarakat untuk menghindari terlalu sering aktivitas di luar ruangan dan memakai pelindung tambahan seperti topi, kacamata hitam, dan pakaian berlengan panjang.