New York (ANTARA) - Harga minyak mentah memperpanjang kenaikannya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), membukukan kenaikan mingguan, karena permintaan China yang lebih tinggi dan pemotongan pasokan OPEC+ mengangkat harga meskipun ada perkiraan pelemahan dalam ekonomi global dan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli bertambah 1,16 dolar AS atau 1,64 persen, menjadi menetap di 71,78 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus terangkat 0,94 dolar AS atau 1,24 persen, menjadi ditutup di 76,61 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Untuk minggu ini, Brent membukukan kenaikan mingguan sebesar 2,4 persen dan WTI naik 2,3 persen. Minyak telah naik minggu ini di tengah harapan meningkatnya permintaan China. Throughput (tingkat pengolahan) kilang China naik pada Mei ke rekor total tertinggi kedua dan CEO Kuwait Petroleum Corp memperkirakan permintaan China akan terus meningkat selama paruh kedua.
Pedagang minyak terus menambah posisi beli untuk mengantisipasi permintaan minyak yang lebih tinggi yang timbul dari kebijakan dukungan China. Minyak menguat karena prospek fundamental jangka pendek tampaknya telah berubah, dengan premi diesel Eropa melonjak dan karena China memberikan kuota impor minyak mentah besar-besaran, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok jasa perdagangan daring multi-aset.
Impor minyak mentah China mungkin akan menjadi kuat setelah stimulus mengalir melalui ekonomi, menurut Moya. Sementara itu, Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire, mengaitkan kenaikan harga minyak dengan pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya ditambah pemotongan tambahan oleh Arab Saudi pada Juli serta stimulus ekonomi China.
Baca juga: Dolar AS melemah, harga minyak naik di tengah prospek permintaan kuat
Baca juga: Harga minyak mentah turun terseret kekhawatiran
Menteri Energi Rusia Nikolai Shulginov mengatakan "realistis" untuk mencapai harga minyak sekitar 80 dolar AS per barel, kantor berita negara Rusia melaporkan. Shulginov juga mengatakan produksi kondensat minyak dan gas Rusia diperkirakan turun sekitar 20 juta ton (400.000 barel per hari) tahun ini, mengulangi ekspektasi Rusia.
Di Iran, ekspor minyak mentah dan produksi minyak telah mencapai level tertinggi baru pada tahun 2023 meskipun ada sanksi AS, menurut konsultan, data pengiriman dan sumber yang mengetahui masalah tersebut, menambah pasokan global ketika produsen lain membatasi produksi.
Amerika Serikat memiliki 552 rig pengeboran minyak aktif minggu ini, empat rig lebih sedikit dari minggu sebelumnya, sementara Kanada menambahkan 18 rig pengeboran minyak aktif mencapai 103 minggu ini, menurut data yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa minyak Baker Hughes pada Jumat (16/6/2023).
Berita Terkait
Cabai rawit turun Rp3.230 jadi Rp42.270 per kg
Rabu, 9 Oktober 2024 7:54
Menteri ESDM Bahlil harap harga minyak dunia tak terkoreksi sebab berimbas ke APBN
Selasa, 8 Oktober 2024 7:11
Harga pangan hari ini, minyak goreng stabil Rp18.110 per kg
Senin, 7 Oktober 2024 8:59
Harga CPO naik dipengaruhi peningkatan permintaan dari India
Rabu, 2 Oktober 2024 18:50
Harga pangan hari ini mayoritas alami kenaikan, telur Rp29.880 per kg
Senin, 30 September 2024 8:44
Daftar harga pangan hari ini, minyak goreng Rp18.250 per liter
Kamis, 12 September 2024 8:24
Harga pangan hari ini stabil, beras premium Rp15.520 per kg
Kamis, 5 September 2024 10:13
Info!! Harga pangan Rabu ini naik, daging ayam Rp36.910 per kg dan cabai Rp50.010 per kg
Rabu, 4 September 2024 8:42