Pemkot Mataram mulai membuka mal pelayanan publik

id Mataram,Mal Pelayanan Publik,MPP,MPP di Mataram

Pemkot Mataram mulai membuka mal pelayanan publik

Aktivitas di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, di dalam komplek Mataram Mall. (ANTARA/HO-dokumen pribadi)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai membuka layanan di mal pelayanan publik (MPP) untuk mengintegrasikan, meningkatkan, serta memudahkan berbagai pelayanan perizinan, kependudukan dan lainnya bagi masyarakat di daerah ini.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Mataram H Amiruddin di Mataram, Jumat, mengatakan, pembukaan MPP yang berada di area Mataram Mall saat ini merupakan tahap uji coba.

"Uji coba akan laksanakan hingga tiga minggu ke depan, sebagai bahan evaluasi terhadap berbagai kekurangan fasilitas layanan, serta melihat antusias masyarakat," katanya.

Menurutnya, untuk tahap pertama MPP saat ini sudah diisi selain oleh DPMPTSP, juga Dinas Kesehatan Mataram terkait dengan izin kesehatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Mataram.

"Untuk layanan Samsat, insya Allah minggu depan sudah mulai masuk di MPP," katanya.

Dikatakan, layan perizinan di MPP dibuka sesuai dengan jam operasional Mataram Mall yakni mulai pukul 09.00 Wita, dan tutup pada pukul 16.30 Wita.

"Harusnya kita buka mulai 07.30 Wita sesuai jam kantor, tapi karena Mataram Mall buka pukul 09.00 Wita, kita sesuaikan. Namun, pukul 07.30 kami sudah ada di MPP diawali apel pagi untuk persiapan layanan," katanya.

Selain itu, sambung Amiruddin, layanan di MPP berbeda dengan layanan di kantor DPMPTSP, sebab di MPP petugas menggunakan sistem shift (kerja bergiliran) sehingga saat jam istirahat loket layanan tetap terisi.

"Loket tidak boleh kosong, meski jam istirahat. Karena itu kita gunakan shift ," katanya.

Menyinggung tentang jumlah pengunjung sejak uji coba dilakukan pekan lalu, Amiruddin mengakui, dalam sehari pengunjung masih sekitar belasan karena mungkin masih belum tersosialisasi secara masif.