DLH Mataram melampaui target pengurangan sampah Pemprov NTB

id Sampah Mataram,Sampah NTB,Sampah,Mataram,NTB

DLH Mataram melampaui target pengurangan sampah Pemprov NTB

Aktivitas petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menangani sampah di Jalan Dewi Sartika Kota Mataram. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram menyebutkan realisasi pengurangan volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), sudah melampaui target yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 15 persen pada 2023.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram M. Kemal Islam di Mataram, Selasa, mengatakan berdasarkan laporan triwulan pertama pada 2023 terhadap pengurangan sampah Kota Mataram ke TPA sudah mencapai 19,65 persen.

"Untuk triwulan ke dua belum saya cek, mungkin sudah di atas 20 persen. Kalau bicara target NTB terhadap pengurangan sampah tahun 2023, kita sudah terpenuhi," katanya.

Dia mengatakan volume sampah di Kota Mataram saat ini mencapai sekitar 240 ton hingga 260 ton per hari. Sampah yang dibuang ke TPA sekitar 190 ton hingga 195 ton per hari.

"Kalau dihitung-hitung pengurangan sampah yang kita buang ke TPA mencapai sekitar 50 ton hingga 70 ton per hari. Pengurangannya, bahkan lebih dari 20 persen," katanya.

Dia mengatakan pengurangan sampah yang terbuang ke TPA itu sudah habis diolah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan program pilah sampah dari rumah di tingkat lingkungan.

Misalnya, katanya, untuk sampah rumah tangga berupa sisa makanan, buah, dan sayur, langsung diolah menjadi pakan maggot. 

Selain itu, sampah plastik dipisah untuk dimasukkan ke Bank Sampah Lisan Mataram dan sampah organik hasil sapuan diolah menjadi pupuk kompos dan cair.

"Bahkan sampah daun-daun hasil sapuan di jalan, sekarang kita kumpulkan dan kemas dan rencananya akan kita jual ke PLN sebagai pengganti bahan bakar batu bara," katanya.

Di sisi lain, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sampah yang masih bisa diolah melalui program pilah sampah dari rumah di tingkat lingkungan juga sudah mulai tumbuh.

Hal itu dapat dilihat dari banyaknya kelompok masyarakat yang menjadikan sampah sebagai salah satu mata pencarian mereka, baik dengan diolah melalui budidaya maggot, cacing, pupuk kompos, dan pupuk cair, serta pemanfaatan kembali sampah plastik.

Untuk lebih menguatkan kegiatan warga, katanya, mereka perlu didukung dan dorong untuk terus meningkatkan produksi pengolahan sampah agar sampah rumah tangga di masing-masing lingkungan habis diolah.

"Jadi yang dibuang ke TPA hanya sisa sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan," katanya.

Kemal menambahkan program pengurangan sampah terus digencarkan melalui lingkungan guna menciptakan sebuah kota yang bersih, nyaman, aman, dan layak.