Manado (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian (Barantan) menyarankan peternak babi dapat melakukan sejumlah langkah pencegahan menghindari kerugian ekonomi lebih besar akibat Virus Flu Babi atau 'African Swine Fever' (ASF).
"Bagi ternak babi yang belum terkena Virus Flu Babi mungkin bisa dilakukan beberapa langkah pencegahan," sebut Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Badan Karantina Pertanian (Barantan) Junaidi di Manado, Rabu.
Langkah pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya pemeliharaan secara baik dan benar, dan kalaupun sudah tersedia vaksin dapat diberikan kepada peternak. Berikutnya, karena penyakit Virus Flu Babi penularannya melalui udara maka harusnya sumber pakan benar-benar dipastikan keamanannya.
"Jadi jangan sembarangan lagi, harus betul-betul pakan dinyatakan bebas dari kontaminan atau pakan yang memang sesuai untuk pakan ternak babi, sehingga apa yang dialami oleh peternak kita tidak semakin merugi dan tidak berkepanjangan," katanya menyarankan.
Ia menjelaskan, apabila siklus penyebaran Virus Flu Babi dapat dipotong dan bisa dipertahankan, maka peternak babi tidak akan mengalami kerugian secara terus-menerus bahkan beralih profesi.
Baca juga: Karantina Mamuju pantau penyakit hewan brucella
Baca juga: Petani NTB kembangkan tanam vanili organik
Junaidi mengatakan, apabila memang ternak babi sudah terinfeksi virus ASF, maka langkah koordinasi harus dilakukan oleh pemangku kepentingan terkait di daerah. "Bila sudah terindikasi ASF mungkin bisa mengambil langkah-langkah seperti pemusnahan atau melakukan potong bersyarat," ujarnya. Saat ini, setelah Virus Flu Babi merebak ke Sulut, harga daging babi menurun drastis, per kilogram biasanya dijual seharga Rp60-65 ribu, saat ini ada yang menjual 3-4 kilogram seharga Rp100 ribu.