TransJakarta nilai bus listrik efektif kurangi polusi
Jakarta (ANTARA) - Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta Daud Joseph menilai bus berbasis listrik efektif mampu mengurangi polusi udara di Jakarta sebagai transportasi ramah lingkungan.
"Iya efektif sekali karena pengurangan emisinya itu 9,9 persen," kata dia saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Dia memberikan contoh saat ini terdapat 52 bus yang dioperasikan dan terlokalisir di kawasan Jakarta Selatan dengan harapan memengaruhi akses daerah kecil lainnya.
Menurut dia, jika suatu kawasan yang tadinya penuh asap kemudian tersedia bus listrik maka dipastikan mampu mengurangi polusi di daerah itu.
Maka dari itu, pihaknya berharap, masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi dengan menggunakan transportasi umum. Hal ini, lantaran juga perlu adanya kesadaran diri dari setiap pihak.
"Karena 52 bus ini harus melawan 25 juta kendaraan yang ada di Jakarta, tidak akan berarti banyak jika belum ada kesadaran dari masyarakat," katanya.
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) optimistis menyediakan seluruh armada berbasis penggerak listrik pada 2030 sebagai upaya menciptakan layanan mobilitas masyarakat yang bersih dan tidak menghasilkan polusi.
"Ditargetkan tahun 2027 sebanyak 50 persen bus Transjakarta berbasis listrik dan tahun 2030 akan sepenuhnya 100 persen listrik," ujarnya.
Daud mengatakan target itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 1053 Tahun 2022 tentang Pedoman Percepatan Program Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dalam Layanan Angkutan Transjakarta.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menargetkan menambah 400 bus listrik hingga Tahun 2025.
Pada 2023 ini, PT Transjakarta berencana menambah 190 bus listrik untuk mendukung kualitas udara Jakarta lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Kandungan lokal kendaraan listrik capai 80 persen pada 2030
Baca juga: Terus kembangkan ekosistem kendaraan listrik, PLN gelar Mandalika EV Experience
Dengan tambahan 190 bus listrik maka total menjadi 220 bus listrik. Saat ini baru ada 30 bus listrik yang sudah mengaspal di Jakarta.
"Iya efektif sekali karena pengurangan emisinya itu 9,9 persen," kata dia saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Dia memberikan contoh saat ini terdapat 52 bus yang dioperasikan dan terlokalisir di kawasan Jakarta Selatan dengan harapan memengaruhi akses daerah kecil lainnya.
Menurut dia, jika suatu kawasan yang tadinya penuh asap kemudian tersedia bus listrik maka dipastikan mampu mengurangi polusi di daerah itu.
Maka dari itu, pihaknya berharap, masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi dengan menggunakan transportasi umum. Hal ini, lantaran juga perlu adanya kesadaran diri dari setiap pihak.
"Karena 52 bus ini harus melawan 25 juta kendaraan yang ada di Jakarta, tidak akan berarti banyak jika belum ada kesadaran dari masyarakat," katanya.
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) optimistis menyediakan seluruh armada berbasis penggerak listrik pada 2030 sebagai upaya menciptakan layanan mobilitas masyarakat yang bersih dan tidak menghasilkan polusi.
"Ditargetkan tahun 2027 sebanyak 50 persen bus Transjakarta berbasis listrik dan tahun 2030 akan sepenuhnya 100 persen listrik," ujarnya.
Daud mengatakan target itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 1053 Tahun 2022 tentang Pedoman Percepatan Program Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dalam Layanan Angkutan Transjakarta.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menargetkan menambah 400 bus listrik hingga Tahun 2025.
Pada 2023 ini, PT Transjakarta berencana menambah 190 bus listrik untuk mendukung kualitas udara Jakarta lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Kandungan lokal kendaraan listrik capai 80 persen pada 2030
Baca juga: Terus kembangkan ekosistem kendaraan listrik, PLN gelar Mandalika EV Experience
Dengan tambahan 190 bus listrik maka total menjadi 220 bus listrik. Saat ini baru ada 30 bus listrik yang sudah mengaspal di Jakarta.