Gianyar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mengunjungi sejumlah warga di Kabupaten Gianyar, dengan kategori kemiskinan ekstrem, sebagai dukungan pada gerakan ngerombo (gotong royong) tuntaskan kemiskinan yang disampaikan Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
"Dari kunjungan keempat lokasi warga miskin di Gianyar ini, penyebab mereka mengalami kemiskinan ekstrem ada yang karena tidak mampu bekerja, tidak memiliki penghasilan tetap, dan minimnya keterampilan," kata Pastika saat mengunjungi warga miskin di Kabupaten Gianyar, Jumat.
Pastika dalam kunjungan sekaligus memberikan bantuan sembako dan uang tunai kepada warga miskin itu didampingi staf ahli Nyoman Baskara dan Ketut Ngastawa, Wakil Ketua Yayasan Bali Binar Bhakti yang juga Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha serta petugas desa setempat.
Sebelumnya Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dalam beberapa kali kesempatan mengajak komponen masyarakat Bali ikut ngerombo (gotong royong) mempercepat penuntasan kemiskinan, di tengah kondisi kemiskinan ekstrem di Bali yang tercatat sebesar 0,54 persen.
Apalagi angka kemiskinan ekstrem di daerah seni ini berada di angka 1,38 persen atau lebih tinggi dibandingkan angka kemiskinan ekstrem Bali.
Mantan Gubernur Bali dua periode itu mengawali kunjungannya menyasar rumah I Made Sumantra asal Banjar Tusan, Desa Blahbatuh, Gianyar kemudian ke rumah Made Kariasih di Banjar Pokas, Desa Blahbatuh.
Kunjungan ketiganya ke rumah keluarga Wayan Mastra dan terakhir ke rumah keluarga Komang Sudarma yang sama-sama berlokasi di Desa Pering, Kabupaten Gianyar. Dalam tatap muka dengan warga, terungkap selain faktor pendapatan yang minim karena tidak bekerja, termasuk biaya sosial yang cukup tinggi menjadi salah satu beban.
Wayan Resi, istri dari Wayan Sumantra menuturkan karena suaminya stroke, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengandkan berjualan makanan ringan dan melayani jasa cuci baju.
"Saya bantu mencuci pakaian warga di saluran got dekat rumah. Sekarang karena saya sakit, jadi tidak bisa berjualan," kata Resi yang hanya tinggal bersama suaminya yang sakit.
Kondisi keluarga ini juga sangat memprihatinkan. Selain atap rumahnya rusak, penghasilannya terputus karena sudah tidak bekerja. Kondisi keluarga miskin tak jauh berbeda juga dialami Wayan Mastra dan Komang Sudarma di Pering, Blahbatuh. Mastra dengan hanya mengandalkan pekerjaan sebagai petani di atas lahan "pelaba pura" harus menanggung anaknya yang disabilitas.
"Sebelumnya saya memiliki dua anak yang cacat, tetapi satu sudah meninggal. Untuk kebutuhan sehari-hari saya pun dibantu oleh anak saya yang bekerja serabutan. Saya bersyukur sebelumnya sudah mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah," ujarnya.
Keluarga miskin lainnya Komang Sudarma yang tidak pernah mengenyam pendidikan ini juga hidup hanya mengandalkan dari hasil kerja serabutan bersih sampah dan jadi tukang sapu. Ia bersama keluarga serta sejumlah saudaranya tinggal dalam rumah kecil dari program bedah rumah saat Mangku Pastika menjabat Gubernur Bali.
Lain lagi dengan Made Kariasih dari Banjar Pokash, Desa Blahbatuh berharap ada bantuan modal agar bisa berusaha kecil-kecilan seperti membuat jajan Bali yang bisa dikerjakan dari rumah. Ibu dua anak ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari membuat perlengkapan sesajen sambil menjaga anaknya yang masih kecil, sedangkan suaminya bekerja sebagai buruh bangunan.
"Sekarang untuk mengatasi warga miskin di sini juga perlu terobosan, gotong royong termasuk memberi keterampilan dan modal berusaha," ujar Pastika.
Baca juga: Baznas Mataram merenovasi 30 rumah warga miskin ekstrem
Baca juga: Warga miskin dapat bantuan hukum secara gratis di Sumsel
Ia pun sempat menceritakan bahwa saat menjadi Gubernur Bali 2008-2018, telah melakukan satu terobosan bedah rumah sebagai upaya untuk membantu warga miskin sehingga sampai di akhir jabatannya sudah dilakukan bedah rumah sebanyak 28.000 unit.
Selain itu masih terkait program pengentasan kemiskinan dengan mendirikan sekolah warga miskin SMA Bali Mandara dan membangun program Sistem Pertanian Terintegrasi untuk membantu petani. Untuk kesehatan warga juga dibantu dengan Jaminan Kesehatan Bali Mandara, sehingga warga tak perlu keluar biaya.
Berita Terkait
Pengentasan kemiskinan ekstrem di NTB dipercepat
Selasa, 3 Desember 2024 13:45
Pemprov NTB kejar target penurunan kemiskinan ekstrem dekati nol persen
Sabtu, 30 November 2024 18:19
Mensos targetkan penurunan kemiskinan ekstrem 0 persen
Rabu, 6 November 2024 6:54
Kementerian PUPR selesaikan penanganan kawasan Belawan
Selasa, 1 Oktober 2024 7:24
Program penghapusan kemiskinan ekstrem berjalan baik
Jumat, 27 September 2024 19:22
Berikut 10 program prioritas Baznas entaskan kemiskinan di 2025
Jumat, 27 September 2024 16:07
Alhamdulillah!! Angka kemiskinan ekstrem Lombok Tengah terendah di NTB
Kamis, 26 September 2024 12:18
Pj Gubernur NTT atasi kemiskinan ekstrem-kesiapan pilkada
Sabtu, 7 September 2024 4:27