Jakarta (ANTARA) - Ratusan penggemar Japan League atau Liga Jepang menghadiri acara nonton bareng bertajuk "J-League Watch Party" yang berlangsung di AEON Tanjung Barat, Jakarta, Minggu.
Dalam acara "J-League Watch Party" menyuguhkan pertandingan antara Hokkaido Consadele Saporo melawan Urawa Red Diamonds yang berakhir dengan skor 0-2 untuk kemenangan tim tamu.
"Saya senang sekali bisa menonton pertandingan terakhir J-League 2023 di AEON Tanjung Barat. Event-nya seru, banyak hadiah menarik, para komunitas yang hadir juga sangat banyak. Saya berharap nonton bareng J-League ini bisa diadakan lagi pada musim depan karena para penggemar J.League makin bertambah di Indonesia dan hubungan Indonesia dan Jepang juga sangat dekat,” kata anggota komunitas J-League Indonesia Rino.
Dalam acara ini, selain dihadiri oleh penggemar terdapat juga sejumlah komunitas yang turut memeriahkan, sebut saja seperti Indo J.League, Box2box, Forum Diskusi Suporter Indonesia, Indomanutd, hingga Milanisti dan Jakmania.
“Saya senang karena ini menjadi event yang berkesan dalam penutupan musim JLeague tahun ini. Para penggemar J.League pun sangat antusias, semoga acara ini bisa terus ada secara rutin dan saya berpikir bahwa kita perlu belajar banyak dari Jepang soal segala lini tentang sepak bola,” ujar Rais Adnan.
Laga Hokkaido Consadole Sapporo vs Urawa Red Diamonds akhirnya dimenangkan oleh Urawa Reds, dengan skor 0-2. Pencetak gol Urawa Reds adalah Alexander Scholz dan Shoya Nakajima yang akhirnya membuat Urawa Reds menutup musim ini sebagai peringkat empat klasemen akhir J1 League 2023.
Selain menjadi pertandingan penutup kompetisi kasta tertinggi liga sepak bola Jepang, pertandingan antara Hokkaido Consadele Saporo melawan Urawa Red Diamonds menjadi pertandingan perpisahan untuk legenda sepak bola Jepang Shinji Ono.
Baca juga: Newcastle United taklukan Manchester skor 3-0
Baca juga: Pemain Elkan Baggot tak mampu selamatkan kekalahan Ipswich dari Fulham
Legenda sepak bola Jepang, Shinji Ono, mengumumkan untuk gantung sepatu dari dunia sepak bola pada usia 44 tahun. Pemain berjuluk "Genius" tersebut merupakan bagian dari gelombang pionir pemain Jepang yang merantau ke Eropa pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, bersama dengan Hidetoshi Nakata dan Kazuyoshi Miura.