Banyuwangi (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut Wisata Bangsring Underwater di Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi contoh desa wisata yang mampu memaksimalkan potensi pantai di wilayahnya.
"Ini contoh desa wisata yang inovatif. Selama ini kita beranggapan desa wisata itu selalu perdesaan. Destinasi ini merupakan contoh desa wisata yang bisa memaksimalkan potensi," kata Menko PMK saat berkunjung ke Wisata Bangsring Underwater di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Kamis (7/3).
Bangsring Underwater merupakan objek wisata bahari berbasis edukasi dan konservasi. Kawasan pantai ini berkembang menjadi destinasi bahari dengan melakukan upaya-upaya konservatif seperti penanaman terumbu karang, konservasi pantai, hingga penanaman bakau.
Upaya konservasi ini oleh nelayan setempat yang dahulunya bisa dibilang sebagai "pengebom ikan" hingga 2008. Kelompok nelayan Samudra Bakti BESA memelopori langkah-langkah konservasi setelah mereka menyadari ekosistem laut di kawasan tersebut rusak.
Saat ini kawasan perairan Pantai Bangsring telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Banyuwangi. Wisatawan bisa melihat kejernihan laut, snorkeling, hingga sekadar menikmati kawasan pantai yang rimbun dengan pohon cemara udang.
Destinasi ini kini memiliki omzet Rp450 juta per bulan, pendapatan rumah tangga perikanan (RTP) juga meningkat dari sebelumnya Rp50 juta per tahun menjadi Rp120 juta per tahun.
"Ini contoh yang bagus, nelayan yang semula cenderung menjadi perusak lingkungan, sekarang justru menjadi kekuatan positif untuk memulihkan keadaan. Tak sekadar pulih, tempat ini bahkan sekarang tumbuh menjadi pusat ekonomi kerakyatan yang bisa menyejahterakan masyarakat nelayan di sekitarnya," ujar Menko PMK.
Baca juga: Menparekraf menjajaki peluang kerja sama pariwisata dengan Jepang
Baca juga: Wisata Pantai Tirang Semarang dikembangkan
Di lokasi, Menko PMK berdialog dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) hingga juga berkeliling melihat langsung berbagai kegiatan pemberdayaan nelayan, termasuk pengolahan sampah laut menjadi bricket, bahan bakar, hingga produk kerajinan.
"Di sini kami melihat sampah bisa diolah menjadi positif. Ada sampah plastik yang dikonversi jadi bahan bakar, tinggal diperbesar volumenya saja. Kalau permodelannya sudah bagus," katanya.