Fakta menarik di sepertiga akhir musim NBA

id nba,Basket

Fakta menarik di sepertiga akhir musim NBA

Pemain Boston Celtics Jayson Tatum (kiri) berupaya melempar bola melewati kawalan pemain Dallas Mavericks Kyrie Irving dan Dereck Lively II dalam laga di TD Garden Boston, Massachusetts. ANTARA/AFP/Brian Fluharty/am.

Jakarta (ANTARA) - Musim NBA 2023-2024 telah memasuki fase terakhir dari tiga bagian kompetisi yang dimulai sejak akhir tahun lalu. Pertandingan musim reguler hanya tersisa sekitar satu bulan lagi hingga pertengahan April sebelum dilanjutkan ke laga pascamusim, play-in dan play-off.

Sejumlah tim, baik di Wilayah Timur maupun Wilayah Barat, sudah menetapkan posisinya di klasemen sementara. Namun ada pula yang masih memperebutkan posisi terbaik untuk bisa melanjutkan kompetisi di pascamusim reguler, bersaing ketat satu sama lain.

Seperti Minnesota Timberwolves yang bersaing ketat dengan Oklahoma City Thunder dengan catatan menang dan kalah yang sama guna memperebutkan peringkat satu, ataupun persaingan di ambang batas posisi untuk bisa lolos ke babak play-in seperti Los Angeles Lakers dengan Golden State Warriors.

Berikut beberapa fakta menarik kompetisi di etape terakhir musim NBA 2023-2024.

1. Boston Celtics tim paling buas di musim reguler.

Bukan lagi omong kosong bahwa dominasi Celtics di musim 2023-2024 adalah yang paling superior di antara tim-tim lainnya. Peraih gelar NBA 17 kali tersebut telah mengalahkan Warriors dengan unggul sampai 52 poin, Pacers dengan keunggulan 51 poin, Clippers dengan 37 poin, Heat dengan 33 poin, Mavericks dengan 28 poin, dan Kings dengan 25 poin. Mereka menyapu bersih kemenangan pada seluruh pertandingan musim ini melawan Knicks, yaitu 4-0, dan nyaris tanpa cela saat bermain di kandang yaitu 29 menang dan hanya 3 kali kalah (29-3).

Jayson Tatum dan Jaylen Brown merupakan skuad NBA All-Star 2024, performa Kristaps Porzingis begitu terasa karena jarang cedera, dan Derrick White sangat membantu tim dalam hal assist. Kombinasi kekuatan pemain bintang dan kedalaman dari pemain cadangannya tak tertandingi tim lain. Itulah salah satu yang menjadi alasan besar mengapa mereka memimpin liga dalam selisih poin.

Musim ini adalah soal menjadi juara, atau gagal bagi Celtics.

2. Dua atau tiga pemain legenda berpotensi bermain di play-in.

Tensi kompetisi paling tinggi saat ini berada di penentuan posisi laga pascamusim bagi tim NBA Wilayah Barat. Khususnya, perlombaan untuk mengikuti (atau mungkin menghindari) babak play-in, yang merupakan pertandingan penentu nan melelahkan untuk memperebutkan tiket babak play-off NBA 2024.

Kompetisi di level ini menjadi dramatis karena melibatkan pencetak tripoin nomor satu dalam sejarah NBA Stephen Curry dari Warriors, dan pencetak skor 40 ribu poin lebih dari Lakers LeBron James. Saat ini, posisi kedua tim tersebut teramat rapuh dan rentan terbuang dalam penyisihan pertandingan pascamusim.

Warriors saat ini di posisi sembilan dengan catatan 33 menang dan 28 kalah (33-28), dan Lakers berada di bawahnya dengan rekor 34-30. Meski tim peringkat 11 Utah Jazz memiliki catatan yang cukup jauh dari Lakers, yakni 28-35, namun mereka masih memiliki kesempatan untuk menembus babak play-in dan menyingkirkan kedua tim tersebut.

Selain itu, legenda lainnya dari Phoenix Suns, Kevin Durant, bisa saja ikut berjuang di babak play-in apabila timnya terpuruk di satu bulan terakhir musim reguler bergulir.

Suns kini berada di peringkat enam Wilayah Barat dengan catatan 36-26. Beda tipis dengan Sacramento Kings di posisi tujuh dengan rekor 35-26, dan Dallas Mavericks di posisi delapan dengan catatan 34-28.

Potensi itu ada. Karena Suns akan menghadapi lawan-lawan tim papan atas di satu bulan terakhir laga tersisa. Mereka harus dua kali melawan Celtics, Cavaliers, dan Timberwolves di sisa laga. Selain itu juga harus menghadapi Thunder, 76ers, sampai Bucks.

3. Jangan harap Wolves terpuruk.

Minnesota Timberwolves menempati puncak klasemen NBA Wilayah Barat sejak 19 November 2023, dan bertahan hingga hari ini. Daya tahan mereka menepis anggapan bahwa posisi nomor satu Timberwolves yang tidak disangka-sangka hanyalah sebuah kebetulan. Wolves memenangkan 42 pertandingan musim lalu dan harus berjuang lolos ke babak play-off lewat kualifikasi di babak play-in. Dan saat ini di sisa kompetisi lebih kurang sebulan lagi, mereka telah mengumpulkan 43 kemenangan.

Mereka hampir tidak sempurna dalam segi tim, tapi tebak apa yang dilakukan oleh Wolves? Meereka menangani berbagai isu dengan permainan tim. Anthony Edwards dan Karl-Anthony Towns sebagai mesin poin ditambah pertahanan terbaik di liga, dan kebugaran pemain yang baik adalah resep kesuksesan mereka. Kemungkinan Timberwolves akan menempati peringkat satu di akhir musim reguler, walau Thunder menempelnya dengan sangat dekat. Mengenai apakah Wolves dapat melanjutkan performa mereka di laga-laga pascamusim, itu adalah soal lain.

4. Jokic semakin dekat dengan MVP NBA ketiga kalinya.

Nikola Jokic dari Denver Nuggets bersaing ketat dengan Joel Embiid dari Philadelphia 76ers dalam perlombaan sebagai MVP NBA dalam tiga tahun terakhir. Embiid berhasil terpilih sebagai MVP NBA musim lalu, dan Jokic mendapatkannya dua kali sebelum Embiid.

Namun kali ini Jokic tidak mendapat pesaing ketat karena cederanya Joel Embiid. Ini adalah babak baru dalam perebutan gelar MVP dari kedua pemain center tersebut selama tiga tahun terakhir.

Saat ini, Sang Joker berada di peringkat pertama yang diunggulkan untuk meraih gelar MVP NBA. Statistik dan peran Jokic kurang lebih masih serupa dengan tahun-tahun di mana dia meraih gelar MVP sebelumnya. Pesaingnya saat ini adalah Shai Gilgeous-Alexander dan Jayson Tatum dengan catatan statistik dan peran yang tak kalah mengagumkan di musim ini.

5. Kekalahan demi kekalahan Spurs meski sudah disokong Wembanyama.

Ini benar-benar menjadi misteri terbesar di musim 2023-2024. Mengapa Spurs mengalami kekalahan yang lebih besar musim ini dibandingkan musim sebelumnya, setelah mendapatkan draft pick nomor satu dengan bakat luar biasa: Victor Wembanyama.

Pada musim 2022-2023, Spurs memang finis di posisi buncit klasemen NBA Wilayah Barat dengan catatan 22 menang dan 60 kalah. Namun di musim ini, dengan tambahan talenta generasi baru yang luar biasa, Wembanyama, Spurs malah menelan kekalahan lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: Pelatih Basket Milos lihat SEA Games lebih realistis
Baca juga: Pemain Kaleb sanjung habis-habisan darah muda timnas basket


Saat ini Spurs tetap berada di posisi buncit, dengan hanya 13 kali menang dan menelan 49 kekalahan dengan laga tersisa lebih dari satu bulan lagi. Dalam pertandingan-pertandingan Spurs, Wemby kerap tampil gemilang meski terus menerus kalah. Skuad mereka sebenarnya juga tidak mengalami cedera yang bisa melemahkan tim. Dan, mereka juga masih memiliki pelatih Gregg Popovich. Namun buruknya sisi pertahanan, rebound, dan kurangnya kreasi peluang masih akan terus menghantui mereka hingga pertandingan ke-82.