Pesisir Selatan Sumbar masih terisolasi akibat banjir

id Banjir Pesisir Selatan,BPBD Pesisir Selatan, Teropong Bencana

Pesisir Selatan Sumbar masih terisolasi akibat banjir

Kepala Pelaksana BPBD Pesisir Selatan Doni Gusrizal melaporkan kondisi terkini bencana banjir di daerahnya dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau di Jakarta, Rabu (13/3/2024). (ANTARA/M Riezko Bima Elko P)

Jakarta (ANTARA) - Beberapa wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) dilaporkan masih terisolasi atau sulit diakses akibat banjir bandang dan tanah longsor yang menerpa daerah itu sejak sepekan lalu.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Doni Gusrizal dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dipantau di Jakarta, Rabu, mengatakan banyaknya jumlah jembatan dan jalan penghubung yang putus akibat banjir dan tanah longsor menjadi penyebab wilayah itu terisolasi.

Atas kondisi demikian, tim operasi gabungan darurat bencana kesulitan menyalurkan bantuan logistik makanan, pakaian, obat-obatan, dan air minum kepada warga korban bencana di wilayah itu.

“Ya, ada beberapa wilayah terisolasi, tapi yang jelas dua di antaranya dalam kondisi terparah yakni Nagari Kuto Rawang dan Kampung Tanjung,” ujarnya.

Pusdalops BPBD Pesisir Selatan belum dapat memastikan berapa jumlah korban dan kondisi mereka, khususnya di dua wilayah tersebut saat ini. Kendati demikian Doni menegaskan timnya saat ini sedang berusaha menerobos hambatan tersebut untuk mendata, menyalurkan bantuan kebutuhan pokok ke wilayah terisolasi itu, menggunakan perahu-perahu karet dan kendaraan roda dua.

Data yang dihimpun dari BPBD, hingga Rabu siang, total 33 warga Pesisir Selatan menjadi korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor, jasad untuk lima orang di antaranya masih dalam pencarian tim petugas gabungan.

Baca juga: BPBD: Tinggi muka air di Pos Pantau Pintu Air Pasar Ikan Siaga II
Baca juga: Dapur umum siap bantu sahur-buka puasa korban banjir Kendari

Selain itu, 68 ribu keluarga atau 223 ribu jiwa mengungsi ke rumah sanak-saudara atau masjid, gedung sekolah, dan kantor pemerintah yang lebih aman dari bencana.

Bencana itu juga merusak infrastruktur berupa 29 ribu rumah warga, gedung sekolah, kantor pemerintah desa, 11 jembatan dan jalan penghubung (Jalan Sumbar-Bengkulu), 6 ribu hektare lahan pertanian gagal panen hingga 5 ribu ekor hewan ternak mati.