Pembasak Mataram Sosialisasikan Wayang Sasak

id Wayang Sasak

Pembasak Mataram Sosialisasikan Wayang Sasak

"Sosialisasi wayang sasak ini akan kita kemas melalui kegiatan lomba mewarnai wayang tingkat SD se-Kota Mataram"

Mataram (Antara NTB)- Lembaga Pengembang Budaya Adat Sasak (Pembasak) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan menggelar sosialisasi wayang sasak dengan menyasar anak sekolah dasar untuk memperkenalkan budaya dan tradisi daerah sejak dini.

"Sosialisasi wayang sasak ini akan kita kemas melalui kegiatan lomba mewarnai wayang tingkat SD se-Kota Mataram yang kami rencanakan bulan Desember 2017," kata Ketua Pembasak Kota Mataram Lalu Sadaruddin di Mataram, Rabu.

Kegiatan tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) dan salah satu perusahaan perbankan ternama.

Dikatakan, sosialisasi tersebut direncanakan akan menyasar lebih dari 300 anak SD mulai dari kelas I-VI, yang akan berlangsung di SDN 2 Cakranegara, atau tepat berada di depan Mataram Mall.

Pihaknya sengaja memilih SDN 2 Cakranegara karena dinilai strategis sebagai pusat keramaian, agar tujuan dari kegiatan ini bisa tercapai.

"Jadi tidak hanya anak SD yang kita sosialisasikan, tetapi para orang tua serta setiap masyarakat yang melintas di kawasan tersebut," katanya.

Dalam kegiatan lomba mewarnai wayang tersebut, pihaknya akan membagikan masing-masing peserta satu wayang dari berbagai tokoh pewayangan sasak, dan satu bagianya sudah diwarnai panitia semetara peserta bertugas mewarnani satu bagian wayang lagi.

Setelah diwarnai, wayang-wayang tersebut bisa menjadi milik siswa, sehingga mereka bisa bermain wayang bersama teman-temannya dan secara tidak langsung menjadi bagian bentuk upaya untuk menumbuhkan rasa cinta budaya.

"Kalau sudah cinta, pasti akan tumbuh rasa ingin melestarikan, berkeativitas dan menciptakan sebuah warisan budaya," ujarnya.

Lebih jauh, Sadaruddin mengatakan selain digelar lomba mewarnai wayang, sosialisasi wayang sasak bagi pelajar SD juga dirangkaikan dengan pementasan wayang sasak oleh dalang bocah.

"Kita memiliki banyak dalang bocah, bahkan sudah ada yang berhasil maju ke tingkat nasional," kata Sadaruddin yang juga sering menjadi juri dalam lomba-lomba dalang tingkat nasional.

Sadaruddin yang juga memiliki Sanggar Amiranjili menilai, minat anak-anak untuk belajar wayang sudah, hal itu terlihat dari banyaknya anak-anak yang datang ke sanggarnya setiap ada latihan pementasan wayang.

"Setiap hari Rabu dan Jumat, di sanggar ada latihan wayang, dan anak-anak yang menonton cukup banyak. Ini menjadi salah satu embrio kalau anak-anak ada kemauan menekuni wayang," katanya. (*)