Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan nilai ekspor NTB pada ulan April mengalami kenaikan sebesar 335,352 juta dolar AS atau 112,40 persen jika dibandingkan dengan ekspor Maret 2024 yang hanya sebesar 157,890 juta dolar AS.
Kepala BPS NTB, Wahyudin dalam keterangannya di Mataram, Kamis, mengatakan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada April 2023, nilai ekspor provinsi itu hanya sebesar 6,654 juta dolar AS. Sedangkan di April 2024 mengalami kenaikan sebesar 4,939 persen.
"Nilai ekspor NTB menunjukkan tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun maupun bulan ke bulan," ujarnya.
Ia menjelaskan nilai ekspor ini menurut negara tujuan menunjukkan Korea Selatan dengan nilai ekspor terbesar yakni 166,213 juta dolar AS atau sekitar 49,56 persen.
Negara kedua dengan nilai ekspor tertinggi adalah India dengan nilai 79,705 juta dolar AS atau sekitar 23,77 persen. Kemudian disusul China yaitu sebesar 43,284 juta dolar AS atau sekitar 12,91 persen.
Selanjutnya nilai ekspor tertinggi keempat ditujukan ke Jepang dengan nilai 43,174 juta dolar AS atau sekitar 12,87 persen dan kelima ditujukan ke Amerika Serikat dengan nilai 1,905 juta dolar AS atau sekitar 0,57 persen.
"Sementara nilai ekspor NTB ke negara lain, hanya mencapai 0,32 persen dari total ekspor," sebutnya.
Sementara itu, kelompok komoditas ekspor yang terbesar pada April adalah barang galian/tambang non migas sebesar 332,087 juta dolar AS atau 99,03 persen.
Selanjutnya ikan dan udang sebesar 1,643 juta dolar AS atau 0,49 persen, perhiasan/permata sebesar 714,693 ribu dolar AS atau 0,21 persen. Kemudian daging dan ikan olahan sebesar 461,673 ribu dolar AS atau 0,14 persen. Untuk garam, belerang, kapur sebesar 158,412 ribu dolar AS atau 0,05 persen dan biji-bijian berminyak sebesar 110,994 ribu dolar AS atau 0,03 persen.
Adapun kelompok komoditas ekspor NTB yang terbesar pada Maret 2024 juga pada barang galian/tambang non migas sebesar 155,627 juta dolar AS atau 98,57 persen. Disusul ikan dan udang sebesar 1,148 juta dolar atau 0,73 persen.
Kemudian perhiasan/permata sebesar 446,086 ribu dolar AS atau 0,28 persen. Sedangkan garam, belerang, kapur sebesar 312,775 ribu dolar AS atau 0,20 persen. Bahan kimia organik sebesar 209,042 ribu dolar AS atau 0,13 persen.
"Untuk buah-buahan sebesar 51,797 ribu dolar AS atau 0,03 persen," katanya.
Berita Terkait
Menkeu: Deflasi beruntun bukan sinyal negatif
Jumat, 4 Oktober 2024 15:37
Inflasi capai 0,17 persen, Ekonomi di NTB tumbuh melambat
Rabu, 2 Oktober 2024 13:16
Mobilitas wisatawan nusantara di NTB capai 1,23 juta orang
Selasa, 1 Oktober 2024 16:43
BPS: Pisang jadi penyumbang inflasi di NTB
Selasa, 1 Oktober 2024 16:35
BPS NTB ungkap tantangan yang dihadapi ekonomi kreatif
Senin, 30 September 2024 18:43
Bali meraih penghargaan Anindhita Wistara Data
Minggu, 29 September 2024 5:20
BPS mendukung pemerintah agar milenial tertarik bertani
Senin, 23 September 2024 21:01
BPS Jakarta sebut pemilihan budidaya tantangan pertanian perkotaan
Senin, 23 September 2024 20:36