Jakarta (ANTARA) -
Yad yang merupakan jebolan Student Athletics Championship (SAC) itu, bersaing ketat dengan dua pelari tuan rumah, Luong Binh Duong dan Nguyen Hoang Thinh untuk mendapatkan medali emas.
Pada akhirnya dua lawan tersebut hanya meraih perak dan perunggu, dengan catatan waktu sangat tipis, yaitu 4 menit 6,25 detik dan 4 menit 6,74 detik. Kemenangan itu lebih terasa spesial, karena pelari muda tersebut memenangi emas sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-18 pada 6 Juni mendatang.
Manajer Tim Atletik Suryo Agung Wibowo menjelaskan, selain medali emas dari nomor 1.500 meter putra, Indonesia juga mendapat tambahan dua perak dan dua perunggu dari total 10 nomor final yang dipertandingkan.
Perak direngkuh Hoshi Fatihah Azharah Hartono di nomor 200 meter putri dan Adi Firmansyah di nomor lempar cakram putra. Sementara, medali perunggu diraih Mutiara Oktariani Nurul Al-Pasha di nomor 800 meter putri dan Abdilah Panca Wiradhika pada lompat jangkit putra.
Baca juga: Menpora Dito harap Simposium Internasional PPI Dunia 2024 berjalan sukses
Baca juga: Menpora sebut ASG 2024 kesempatan atlet pelajar berprestasi
Dengan begitu, Indonesia telah mengumpulkan sepuluh medali atletik hingga hari ketiga.
"Total medali sampai hari ketiga satu emas, tiga perak, dan enam perunggu," kata Suryo.
Ia menambahkan, pada hari terakhir atletik, Kamis (6/6), Indonesia akan bertanding di tujuh nomor final untuk sesi pagi. Nomor yang dipertandingkan, yaitu lempar lembing 700 gram putra, lompat jangkit putri, lari gawang 100 meter putra, 2.000 meter steeplechase putra dan putri, serta 4x400 meter estafet putra dan putri.
Mantan atlet nasional yang pernah menyandang gelar manusia tercepat di Asia Tenggara itu berharap, Indonesia bisa menambah medali emas dari cabang olahraga atletik.