Jakarta, 20/11 – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hari ini (20/11) menyelenggarakan sharing session kepada para pemakai jasa KSEI.
Acara tersebut mengusung tema Indonesia 2018 Sailing Through Economic and Political Tide. Acara sharing session diselenggarakan di Main Hall, Galeri Bursa Efek Indonesia.
Acara sharing session dihadiri sekitar 600 undangan yang terdiri dari Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komisaris dan Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Selain itu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) serta para pemakai jasa KSEI yang terdiri dari Perusahaan Terdaftar (Emiten), Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administrasi Efek, Bank Pembayaran, Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN), Agen Penjual Reksa Dana dan Manajer Investasi.
Sebelum penyelenggaraan sharing session, acara diawali dengan pembukaan perdagangan Bursa oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) H. Muhammad Tito Karnavian Ph.d, yang juga menjadi salah satu narasumber pada sesi sharing session.
Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2A OJK Yunita Linda Sari, Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi, jajaran Komisaris dan Direksi KSEI turut mendampingi Jenderal (Pol) H. Muhammad Tito Karnavian Ph.d saat melakukan pembukaan perdagangan.
Dalam sambutan yang disampaikan sebelum sesi sharing session dimulai, Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi menyampaikan bahwa untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia para pelaku usaha harus memperhatikan aspek ekonomi, dan politik dalam negeri.
"Kita sebagai pelaku juga harus mengetahui update terbaru dalam kedua aspek ini. Pada acara kali ini KSEI menghadirkan tokoh-tokoh yang sangat kompeten di bidangnya dan dapat memberikan pandangannya untuk perencanaan strategi bisnis di 2018," imbuh Friderica.
Friderica juga manyampaikan kinerja KSEI dan program kerja utama, seperti e-voting, dan update pertumbuhan Single Investor Identification (SID), total aset yang tercatat di sistem C-BEST KSEI dan beberapa kinerja lainnya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada KSEI dan seluruh pemakai jasa KSEI yang telah berperan serta dalam mengembangkan Pasar Modal Indonesia. Kami berharap melalui kegiatan ini akan terjadi diskusi yang konstruktif dan berkontribusi optimal serta menjadi wahana untuk berbagi pengetahuan di antara pelaku pasar modal. Kami juga berharap pelaku pasar dapat meningkatkan kinerjanya guna mendukung perkembangan pasar modal dalam menghadapi tantangan global," kata
Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2A OJK Yunita Linda Sari dalam sambutannya.
Pada sesi pertama sharing session, Jenderal (Pol) H. Muhammad Tito Karnavian Ph.d menyampaikan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara dominan dengan pertumbuhan ekonomi diatas 5% serta adanya stabilitas keamanan dan politik. Saat ini demokrasi mengarah pada liberalisme.
Demokrasi yang baik akan menciptakan check and balance, persoalan yang harus diwaspadai adalah demokrasi kebablasan yang kemudian diterjemahkan boleh berbuat apa saja sehingga berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan politik.
Selanjutnya Jenderal (Pol) H. Muhammad Tito Karnavian Ph.d menyatakan,” Dalam menghadapi Pilkada, saya berharap para kontestan politik jangan menjual isu SARA, namun lebih kepada program kerja agar tidak mengoyak keberagaman. Polri dan TNI solid dalam menjaga keamanan dan stabilitas politik di Indonesia, investor tidak perlu ragu berinvestasi di Indonesia.”
Acara kemudian dilanjutkan dengan sharing session berikutnya oleh Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada, A. Tony Prasentiantono, yang menyampaikan tentang economic outlook di tahun 2018 dengan judul ‘Perekonomian Indonesia 2018 di Kerumunan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Uncertainty)’.
Tony menyampaikan, “Perekonomian Indonesia masih tumbuh pada kisaran 5% karena kelesuan ekonomi sebagai dampak ketidakpastian serta agresitivitas pajak yang menyebabkan konsumen cenderung mengerem konsumsi. Ada beberapa hal positif yang dapat membuat pertumbuhan ekonomi 2018 lebih tinggi yakni 5,3%, antara lain stabilitas harga komoditas, stabilitas rupiah, peningkatan investasi, capital inflows dan inflasi yang tetap rendah.”
Tony memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih bisa meningkat ke level 6-7 persen di kemudian hari karena saat ini pemerintah tengah giat membangun infrastruktur yang dampaknya baru dapat dirasakan kelak. Perkembangan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini juga menunjukan optimisme pasar terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Dari sisi politik, Direktur Eksekutif Charta Politica Indonesia Yunarto Wijaya menyampaikan pemaparan bertajuk ‘Politik Indonesia 2017 - 2018: Antara Kontestasi dan Konsesi’. Berdasarkan hasil survei yang disampaikan oleh Yunarto, secara umum masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi -
JK. Hasil Survei Nasional pada September 2017 memberikan skor 68%, sedangkan pada survei Kompas diperoleh skor 70,6%. Survei Kompas juga menunjukkan bahwa 55% responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintah di bidang ekonomi.
Yunarto menambahkan, “Mengenai dampak kondisi politik dalam negeri terhadap pasar modal di Indonesia, pengaruhnya masih lebih kecil dibandingkan dengan tekanan dari kondisi pasar secara global. Namun, kondisi politik dalam negeri yang stabil dapat memberikan kepercayaan kepada investor, khususnya bagi investor asing.”
Dengan terselenggaranya sharing session ini, diharapkan para pelaku industri pasar modal, khususnya para pemakai jasa KSEI, dapat memperoleh informasi yang bermanfaat untuk menentukan strategi usaha di tahun 2018.(*)
Menyikapi Dinamika Ekonomi dan Politik Tahun 2018
Acara tersebut mengusung tema Indonesia 2018 Sailing Through Economic and Political Tide. Acara sharing session diselenggarakan di Main Hall, Galeri Bursa Efek Indonesia.