Senator Cek Ketersediaan Beras Bulog NTB

id Senator Cek Beras

Senator Cek Ketersediaan Beras Bulog NTB

Anggota Komite II DPD daerah pemilihan NTB Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi (tengah), bersama Ketua KTNA Lombok Barat Nurul Hidayah (kiri), dan Kadivre Bulog NTB H Achmad Ma'mun (kanan), ketika mengecek stok beras di gudang Bulog Cakranegara. (Foto Antarane

Saya datang untuk memastikan bahwa ketersediaan beras untuk warga NTB benar-benar dalam posisi aman
Mataram (Antaranews NTB) - Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat untuk mengecek ketersediaan beras di gudang Perum Badan Urusan Logistik provinsi setempat.

"Saya datang untuk memastikan bahwa ketersediaan beras untuk warga NTB benar-benar dalam posisi aman, terutama untuk bantuan sosial," kata Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi di sela kunjungan ke gudang Cakranegara II, Kelurahan Dasan Cermen, Kota Mataram, Senin (29/1).

Senator daerah pemilihan NTB itu juga menyempatkan diri untuk mengecek harga beras di pasar tradisional Mandalika, Kota Mataram, yang merupakan pasar tradisional terbesar di NTB.

Perempuan yang akrab disapa Diyah ini mengatakan dari hasil wawancara dengan jajaran Bulog Divisi Regional NTB dan pengecekan ke gudang, dipastikan bahwa stok beras yang ada relatif banyak.

Begitu juga dengan hasil pemantauan di pasar tradisional Mandalika, bahwa harga beras kualitas medium relatif stabil di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram.

"Saya mendapatkan pesan singkat melalui telepon selular dari konstituen bahwa harga beras di NTB. Makanya saya datang mengecek langsung benar apa tidak informasi tersebut," ujarnya.

Hasil kunjungan ke NTB, lanjut Diyah, akan disampaikan kepada pemerintah pusat dan DPR serta DPD bahwa ketersediaan beras di provinsi penyangga beras nasional itu relatif banyak.

Oleh sebab itu, NTB tidak boleh menjadi daerah sasaran penerima beras impor yang akan didatangkan sebanyak 500.000 ton senilai Rp15 triliun pada Februari 2018. Angka tersebut hampir mendekati harga beras impor sebanyak 2,90 juta ton senilai Rp16,6 triliun yang diimpor dalam tiga tahun terakhir.

"Saya secara tegas menolak beras impor masuk ke NTB. Kalau ada beras impor masuk ke NTB berarti ada yang salah. Dan saya akan memantau masalah tersebut," katanya.

Sementara itu, Kepala Divisi Regional Bulog NTB H Achmad Ma`mun, menyebutkan stok beras yang tersimpan di sejumlah gudang di Pulau Lombok dan Sumbawa, sebanyak 21.178 ton per 25 Januari 2018.

Puluhan ribu ton beras tersebut tersimpan di gudang unit Divre sebanyak 5.304 ton. Selain itu, Subdivre Sumbawa 4.219 ton, Subdivre Bima 7.036 ton, dan Subdivre Lombok Timur 4.621 ton.

"Stok beras yang tersedia bisa untuk memenuhi kebutuhan warga NTB hingga Mei 2018. Baik untuk bantuan sosial rastra di sembilan kabupaten/kota dan bantuan pangan non tunai di Kota Mataram," katanya. (*)