UMKM paving dan batako rasakan dampak ekonomi FABA PLTU Sumbawa

id PLN ,Pelaku UMKM,Pemanfaatan FABA ,PLTU Sumbawa

UMKM paving dan batako rasakan dampak ekonomi FABA PLTU Sumbawa

Seorang pelaku UMKM memproduksi paving dan batako dengan memanfaatkan limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) yang dihasilkan PLTU Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-PLN)

Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat melalui PLN UPK Tambora berhasil mengimplementasikan pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sebagai bahan baku produksi paving dan batako.

Inisiatif ini tidak hanya menawarkan solusi lingkungan yang inovatif, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Sumbawa.

Pemanfaatan FABA, yang merupakan limbah dari proses pembakaran batu bara di PLTU, menjadi bahan baku alternatif untuk produksi paving dan batako. Program ini memberikan manfaat ekonomi bagi para pelaku UMKM di Sumbawa, sekaligus mendukung upaya pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan.

Salah satu UMKM yang merasakan dampak ekonominya adalah usaha milik Bapak Karya Bangun, yang berlokasi di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.

Usaha ini telah menggunakan FABA sebagai substitusi bahan produksinya selama dua tahun sejak tahun 2022, setelah mendapatkan bantuan alat mesin cetak batako dari PLN.

Manager PLN UPK Tambora, Doddy Rizqi, menjelaskan, pihaknya sangat bangga bisa memberikan kontribusi nyata bagi UMKM di Sumbawa Barat melalui pemanfaatan FABA.

"Program ini tidak hanya membantu mengurangi limbah industri, tetapi juga memberikan bahan baku yang lebih terjangkau bagi UMKM, sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka." katanya.

Selama dua tahun menggunakan FABA, usaha Bapak Karya Bangun telah berhasil memanfaatkan kurang lebih 1,4 ton FABA, dengan total produksi batako sebanyak 100.000 pcs dan paving block sebanyak 440.000 pcs.

Produk batako dan paving block tersebut dipasarkan kepada pelanggan di Pulau Sumbawa, mulai dari pelanggan perorangan hingga perusahaan seperti developer perumahan, perhotelan, dan perusahaan tambang.

Penggunaan FABA sebagai substitusi bahan baku dan bantuan tambahan mesin cetak ini membuat pendapatan UMKM meningkat 20 persen.

"Dengan adanya FABA sebagai bahan baku, biaya produksi kami menjadi lebih rendah. Selain itu, kualitas produk yang dihasilkan juga tidak kalah dengan bahan baku konvensional. Ini sangat membantu kami dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan," ungkap Karya Bangun.

General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo, menyambut baik keberhasilan pemanfaatan FABA oleh PLN UPK Tambora sebagai bahan baku produksi paving dan batako.

Ia menekankan bahwa inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam pengelolaan limbah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta memberikan dampak ekonomi bagi pelaku UMKM di Sumbawa.

"Keberhasilan pemanfaatan FABA ini merupakan langkah strategis dalam mendukung pengelolaan limbah industri yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Program ini tidak hanya memberikan solusi bagi permasalahan limbah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi pelaku UMKM di Sumbawa.” katanya.

Baca juga: BI NTB dan PLN manfaatkan limbah operasional jadi bahan bakar PLTU
Baca juga: PLN-BI NTB manfaatkan limbah uang kertas jadi bahan Co-firing di PLTU Jeranjang


PLN terus berkomitmen untuk melakukan berbagai inovasi dalam pengelolaan limbah dan mendukung perekonomian lokal. Melalui program pemanfaatan FABA, PLN tidak hanya berupaya mengurangi dampak lingkungan dari operasional pembangkit listrik, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.

PLN berharap program ini dapat menjadi contoh dalam pengelolaan limbah industri yang inovatif dan berkelanjutan. Selain itu, PLN akan terus melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM dalam pemanfaatan FABA serta memastikan kualitas dan keberlanjutan program ini.