Idrus Marham yakin tak ada cawe-cawe Istana
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Idrus Marham yakin tidak ada “cawe-cawe” Presiden Joko Widodo ataupun lingkaran dekatnya di Istana terhadap Bahlil Lahadalia, yang disebut-sebut bakal mencalonkan diri sebagai ketua umum partai.
“Saya punya keyakinan tidak ada (cawe-cawe, red.), dan tidak ada alasan untuk itu,” kata Idrus Marham saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Idrus, saat diminta responnya terkait pertemuan Presiden Jokowi dan Bahlil Lahadalia beberapa hari sebelum Airlangga mundur, menilai itu tak terkait dengan urusan partai.
“Kalau pun ketemu empat mata, ya sebagai presiden dan menteri, tak ada masalah,” kata Idrus.
Bahlil Lahadalia saat ini merupakan menteri investasi dan kepala badan koordinasi penanaman modal dalam Kabinet Indonesia Maju, yang dipimpin oleh Presiden Jokowi-Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Dia menyebut pernyataan yang menyebut ada “cawe-cawe” Istana itu hanya sebatas asumsi.
“Pak Jokowi (bakal menjadi) mantan presiden dan punya legacy (warisan), apalagi?” kata Idrus merespons pertanyaan wartawan.
Bahlil Lahadalia bersama beberapa nama lainnya seperti Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang, dan Kahar Muzakir disebut-sebut bakal menjadi kandidat ketua umum Golkar saat musyawarah nasional (munas) Partai Golkar pada 20 Agustus 2024 malam hari.
Walaupun demikian, Agus Gumiwang, yang saat ini resmi menjabat sebagai pelaksana tugas (plt.) ketua umum, mengaku tak bakal mencalonkan diri sebagai ketua umum definitif saat munas. Agus, saat ditanya wartawan alasan dia tak mencalonkan diri, menyebut dia hanya akan fokus memimpin partai sampai musyawarah nasional.
Sementara itu, Idrus mengklaim Bahlil saat ini telah mendapat dukungan dari 34 dewan pimpinan daerah (DPD) Partai Golkar. Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya ke publik dalam rekaman video yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8). Dia menyebut mundur sejak Sabtu malam (10/8).
Baca juga: Calon Ketua Umum Golkar mengerucut ke Bahlil
Baca juga: Rapat pleno Partai Golkar akan putuskan jadwal munas
Dalam rekaman video yang sama, dia menjelaskan alasan pengunduran dirinya karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan menjaga stabilitas di tengah masa transisi pemerintahan Presiden Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
“Saya punya keyakinan tidak ada (cawe-cawe, red.), dan tidak ada alasan untuk itu,” kata Idrus Marham saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Idrus, saat diminta responnya terkait pertemuan Presiden Jokowi dan Bahlil Lahadalia beberapa hari sebelum Airlangga mundur, menilai itu tak terkait dengan urusan partai.
“Kalau pun ketemu empat mata, ya sebagai presiden dan menteri, tak ada masalah,” kata Idrus.
Bahlil Lahadalia saat ini merupakan menteri investasi dan kepala badan koordinasi penanaman modal dalam Kabinet Indonesia Maju, yang dipimpin oleh Presiden Jokowi-Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Dia menyebut pernyataan yang menyebut ada “cawe-cawe” Istana itu hanya sebatas asumsi.
“Pak Jokowi (bakal menjadi) mantan presiden dan punya legacy (warisan), apalagi?” kata Idrus merespons pertanyaan wartawan.
Bahlil Lahadalia bersama beberapa nama lainnya seperti Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang, dan Kahar Muzakir disebut-sebut bakal menjadi kandidat ketua umum Golkar saat musyawarah nasional (munas) Partai Golkar pada 20 Agustus 2024 malam hari.
Walaupun demikian, Agus Gumiwang, yang saat ini resmi menjabat sebagai pelaksana tugas (plt.) ketua umum, mengaku tak bakal mencalonkan diri sebagai ketua umum definitif saat munas. Agus, saat ditanya wartawan alasan dia tak mencalonkan diri, menyebut dia hanya akan fokus memimpin partai sampai musyawarah nasional.
Sementara itu, Idrus mengklaim Bahlil saat ini telah mendapat dukungan dari 34 dewan pimpinan daerah (DPD) Partai Golkar. Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya ke publik dalam rekaman video yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8). Dia menyebut mundur sejak Sabtu malam (10/8).
Baca juga: Calon Ketua Umum Golkar mengerucut ke Bahlil
Baca juga: Rapat pleno Partai Golkar akan putuskan jadwal munas
Dalam rekaman video yang sama, dia menjelaskan alasan pengunduran dirinya karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan menjaga stabilitas di tengah masa transisi pemerintahan Presiden Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.