Mantan pemain profesional sekaligus legenda bola basket Indonesia, Denny Sumargo, mengaku selalu terkenang pertandingan final klasik antara Aspac (kini bernama Stapac Jakarta) melawan Satria Muda Jakarta.
Dalam laman Indonesian Basketball League (IBL) yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa, ia membeberkan pertandingan antara kedua tim selalu sengit dan bertekanan tinggi.
"Saya empat kali juara bersama Aspac dan dua kali bersama Satria Muda," kata Denny yang sekarang menjadi seorang aktor dan pembawa acara terkenal tersebut.
Lebih lanjut dia membeberkan, saat masih membela Aspac maupun Satria Muda, para pemain masing-masing klub selalu merasa ingin dan harus menang, sehingga berimbas pada tensi pertandingan.
"Tekanan lebih besar, bahkan kadang sampai tak bisa tidur sehari sebelum pertandingan," kata pria yang berasal dari Sulawesi Selatan itu.
Denny turut mengenang pertandingan final terakhir antara Stapac melawan Satria Muda pada 2019.
Saat itu dia menilai, pertandingan atau gim pertama final dengan format best of three antara keduanya akan berlangsung sengit. Menurut pria berumur 42 tahun tersebut, pemenang gim pertama memiliki peluang lebih besar untuk menjadi juara, sehingga laga akan berlangsung krusial.
"Sulit memprediksi, bila dilihat dari musim reguler Stapac di atas angin, tetapi kalau mereka over confidence bisa jadi malapetaka," ujar dia.
Baca juga: Dimas 'Mbot' nilai pemain asing dorong IBL semakin kompetitif
Baca juga: Pebasket Arighi ingin perkembangan bola basket merata
Baca juga: Dimas 'Mbot' nilai pemain asing dorong IBL semakin kompetitif
Baca juga: Pebasket Arighi ingin perkembangan bola basket merata
Ditambah lagi, para pemain Satria Muda pada saat itu memiliki motivasi lebih besar karena bermain di kandang. Denny Sumargo memutuskan pensiun pada 2013 dan memilih terjun ke dunia hiburan. Denny telah tercatat sebagai salah satu legenda bola basket Indonesia, dengan banyak gelar bersama klub dan tim nasional.
Total pemilik program siniar atau podcast itu telah enam kali menjadi juara kompetisi nasional tertinggi (sekarang bernama IBL) dan tiga kali terpilih sebagai Most Valuable Player (MVP), dua kali menyandang the best defender dan sekali menjadi juara kontes slam dunk.