Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan Askolani menyatakan ada sekitar 500 dari 4 ribu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dibina oleh pihaknya sudah mampu ekspor.
“UMKM yang kami bina di Bea Cukai itu sekitar 4 ribu lebih UMKM se-Indonesia. Jadi, banyak kantor kami di Bea Cukai itu melakukan pembinaan UMKM, mulai dari pembimbingan konseling, mendampingi mereka perizinan, sampai kemudian membantu administrasi dan dokumen untuk ekspor, even (bahkan) menyiapkan kontainernya, even kemudian mencari pemasarannya di luar negeri, itu dilakukan oleh teman-teman di Bea Cukai. Dari 4 ribu UMKM yang kami bina, paling tidak sekitar 500-an lebih sudah ekspor,” ujarnya dalam Media Briefing DJBC 2024 di Kantor Pusat Bea dan Cukai, Jakarta, Jumat (20/9)..
Setiap tahun, pihaknya disebut selalu menginisiasikan Pekan Raya Bea Cukai (PRBC) dengan mengundang berbagai UMKM agar melakukan penjualan dan promosi produk mereka masing-masing.
Dia menegaskan keterlibatan DJBC dalam pengembangan UMKM menunjukkan bahwa pihaknya tidak sekedar mengurus dokumen saja, tetapi juga ikut turun ke lapangan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, perbankan, dan lainnya untuk membina para pelaku usaha tersebut.
DJBC juga disebut telah memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) guna membantu pemasaran ekspor UMKM di luar negeri.
“Selama ini, kami melibatkan atase keuangan kami, yang ada lima atase di United Arab Emirates Abu Dhabi, ada di Singapura, ada di Tokyo (Jepang), ada di Hong Kong, dan ada di Brussels (Belgia). Ini yang kami libatkan utama untuk nyari pemasaran, tapi kemudian kami kolaborasi juga dengan atase perdagangan. Sekarang, dalam satu tahun ini, kami juga mengajak Kemenlu untuk bisa melibatkan kedutaan dan konjennya (Konsulat Jenderal) untuk memasarkan produk UMKM,” ungkapnya.
Baca juga: BPOM berupaya perketat pengawasan produk impor
Baca juga: Panggung Hiburan Rakyat hadir di tengah pertandingan gulat PON
“Kenapa kita dorong ekspor? Sebab kita jangan sampai hanya dimasukin barang impor. Kita harus tunjukkan kelebihan UMKM kita, keunikan, dan kualitas untuk kemudian bisa juga survive di luar negeri. Itu menghasilkan devisa, dan itu menyerap tenaga lapangan kerja, dan itu juga menumbuhkembangkan ekonomi. Target kami dari 500-an yang sudah ekspor, empat ribu-an lebih akan kami bimbing,” kata Askolani.