ESDM sebut tiga kerja sama teknologi

id Esdm, produksi migas, transisi energi

ESDM sebut tiga kerja sama teknologi

Fasilitas produksi di bawah kelola Pertamina Hulu Energi ONWJ di lepas Pantai Jawa Barat (ANTARA/Istimewa)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan, saat ini ada tiga kerja sama di bidang teknologi yang tengah dilakukan pemerintah guna mengoptimalkan produksi minyak dan gas (migas) di Tanah Air.
 
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ariana Soemanto di Jakarta, Sabtu menjelaskan tiga kerja sama tersebut antara lain yakni Enhanced Oil Recovery (EOR) Pertamina di Blok Rokan khususnya lapangan Minas, Petrochina di Blok Rokan, serta kerja sama dengan Sinopec di lima lapangan potensial Pertamina.
 
"Menindaklanjuti pertemuan ICEF dan pembahasan teknis, Pertamina koperatif membuka ruang kerjasama optimalisasi produksi dengan Mitra. Rencananya di lapangan Minas area-F dijajaki kerjasama operasi (KSO) Pertamina dengan Petrochina," kata dia.
 
Ariana menyampaikan, untuk tahap awal EOR Pertamina di Minas area-A, ditargetkan mulai injeksi chemical tahun depan. Sedangkan produksi full scale-nya di Minas area-B sampai dengan area-E direncanakan mulai produksi tahun 2030.
 
Sementara untuk, kolaborasi di lima lapangan potensial Pertamina yang berada di Rantau, Jirak, Tanjung, Pamusian, dan Zulu, tim teknis dari pihaknya sudah melakukan evaluasi teknologi ke China pada bulan lalu.
 
Selanjutnya, pihaknya juga melakukan pembukaan data migas oleh Pertamina ke Sinopec yang didukung oleh ESDM dan SKK Migas, serta tengah menjajaki insentif untuk EOR.
 
"Kita mulai rancang bersama antara ESDM dan SKK Migas bagaimana ketentuan teknisnya agar dapat mendorong penerapan EOR lebih atraktif," kata Ariana.

Baca juga: Menteri ESDM Bahlil sebut pengetatan BBM subsidi 1 Oktober belum siap
Baca juga: Perlu pembiayaan swasta capai target emisi nol
 
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, pihaknya menyiapkan tiga strategi guna mengurangi porsi belanja impor minyak dan gas (migas) nasional, mengingat potensi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia masih besar.
 
Strategi itu, antara lain yakni optimalisasi produksi minyak bumi dengan teknologi, reaktivasi sumur-sumur yang menganggur (idle), serta melakukan eksplorasi migas khususnya di wilayah Indonesia Timur.