41 TKI NTB meninggal di luar negeri

id TKI NTB,Meninggal,Luar Negeri,BNP3TKI

41 TKI NTB meninggal di luar negeri

Ilustrasi

Meninggalnya ini ada karena sakit dan kecelakaan. Kalau penyiksaan tidak ada
Mataram (Antaranews NTB) - Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Mataram menyebutkan dalam rentan waktu sembilan bulan, mulai Januari hingga September 2018, terhitung 41 tenaga kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat meninggal di luar negeri.

Kepala BP3TKI Mataram, Joko Purwanto, mengatakan dari 41 TKI yang meninggal itu, kebanyakan meninggal di Malaysia dan negara-negara Timur Tengah.

"Meninggalnya ini ada karena sakit dan kecelakaan. Kalau penyiksaan tidak ada," ungkap Joko Purwanto kepada Antara di Mataram, Selasa.

Ia menjelaskan, para TKI yang meninggal tersebut merupakan TKI non prosedural atau TKI ilegal.

"Kalau ilegal, sudah pasti kesehatan tidak diperiksa, umur juga tidak jelas, dokumen tidak jelas dan diberangkatkan pun pastinya ilegal," katanya.

Dari 41 TKI yang meninggal tersebut, terbanyak berasal dari tiga kabupaten, yakni Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Sumbawa.

"Kebanyakan dari mereka ini bekerja sebagai di sektor non formal. Tapi karena mereka berangkatnya ilegal kita pun sebetulnya tidak tahu mereka kerja apa disana karena itu tadi mereka tidak tercatat di dokumen," katanya.

Joko Purwanto mengaku heran banyak di antara TKI yang meninggal tersebut, ternyata dikirim dari Timur Tengah. Padahal, pemerintah sendiri telah memberlakukan moratorium pengiriman TKI ke negara-negara Timur Tengah.

"Sudah pasti mereka ini diberangkatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Jalurnya dari ?Lombok dan Sumbawa tembak Jakarta kemudian melalui Batam, terus Kuala Lumpur lalu ke Abu Dhabi terus di kirim kemana-mana," katanya.

Disinggung Amapakah ada sindikat dalam persolan ini, Joko tidak ingin berspekulasi. Karena bukan wilayahnya untuk menangani lebih jauh persolan tersebut.?

"Sejauh ini sindikat pasti ada di mana-mana tapi itu wilayah kepolisian lebih tahu dan bisa menjawab kami tidak bisa. Kami hanya menangani TKI yang dipulangkan. Namun, yang jelas mereka berangkat banyak yang dibohongi," katanya. (*).